Analis: Waspada sentimen penjegal rupiah



JAKARTA. Data inflasi dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan kepada pergerakan rupiah, Selasa (1/8). Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah menguat di 0,45% di Rp 13.318 per dollar AS.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambadha Reza menilai, pergerakan mata uang AS yang sedang melemah juga tidak memberikan efek positif bagi rupiah. Tak hanya itu, menguatnya mata uang JPY, CNY dan EUR malah menjadi alternatif pelaku pasar untuk melakukan transaksi di pasar valas dibandingkan rupiah.

"Akibat permintaan rupiah yang turun membuat lajunya cenderung tertahan," jelas Reza kepada KONTAN, Selasa (1/8).


Penguatan rupiah akan diuji dari pergerakan sideways sebelum dapat menguat. Reza menyebut, penguatan sejumlah mata uang lain terhadap USD dapat memberikan imbas positif pada rupiah.

Reza menyarankan untuk waspada pada berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan rupiah. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran support Rp 13.335 per dollar AS dan resistance Rp 13.298 per dollar AS.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juli 2017 sebesar 0,22%. Hasil tersebut lebih rendah dibanding Juli 2016 dan Juli 2015 yang masing-masing tercatat 0,69% dan 0,93%. Sementara inflasi tahunan Juli 2017 lebih tinggi dibanding Juli 2016 yang berada di level 3,21% YoY, tetapi lebih rendah dibanding Juli 2015 yang sebesar 7,26% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini