Analis: Waspada tekanan jual pada IHSG berlanjut



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpeluang bergerak mix. Diperkirakan juga, IHSG pada pembukaan Rabu (21/3) akan mengikuti pergerakan regional.Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menuturkan, kemarin, Hang Seng sempat terkena tekanan jual karena isu krisis properti. Selain itu, pergerakan Dow Jones Industrial Average (DJIA) tadi malam menjadi hal yang masih perlu diperhitungkan untuk kelanjutan tren IHSG, hari ini.Asal tau saja, semalam Dow Jones ditutup turun 0,52%, dan bursa teknologi AS, Nasdaq juga mundur 0,14%, sementara index S&P tergelincir 0,03%."Kejatuhan Wall Street dan bursa utama Eropa semalam akibat kekhawatiran outlook pertumbuhan ekonomi China setelah naiknya harga BBM di negara tersebut," imbuh Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Rabu (21/3).Secara teknikal, Edwin menguraikan, saat ini IHSG membentuk pola Long Legged Doji yang mengindikasikan koreksi IHSG akan terbatas. "Saya melihat IHSG akan berputar di kisaran 3.988 - 4.037," ujarnya. Untuik posisi trading, Edwin merekomendasikan buy on weak untuk saham INTA, LSIP, MYOR, BBCASedangkan Satrio memprediksi, support indeks di 3.940-4000, dengan resistance di 4.025-4.050. "Bila tembus support di 4.000, maka akan ada kemungkinan IHSG terus merosot," prediksinya.Dia juga mengingatkan untuk mengamati tekanan jual pada saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, GGRM dan ASII karena isu kenaikan uang muka (DP) kredit perumahan dan kredit kendaraan bermotor. "Tekanan jual pada saham-saham besar tersebut ditakutkan akan merembes pada saham-saham lainnya," imbuh Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini