JAKARTA.Perusahaan properti dan infrastruktur, PT Adhi Karya (persero) Tbk membidik bisa mengantongi nilai kontrak tahun 2017 sebesar Rp 42 triliun. Angka itu, meningkat lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan target nilai kontrak tahun lalu yang sebesar Rp 18 triliun.Target itu akan dikejar dari proyek konvensional Rp 21 triliun dan light rail transit (LRT) Rp 21 triliun. Proyek konvensional terdiri dari proyek-proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, proyek gedung swasta, gedung permerintah BUMN, dan lainnya.Sementara, nilai kontrak LRT yang mencapai Rp 23,39 triliun sudah termasuk dengan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%. "Kalau net-nya Rp 21 triliun," ujar Haris Gunawan, Direktur PT Adhi Karya (persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (22/3).
Analis: Waspadai pembengkakkan beban LRT ADHI
JAKARTA.Perusahaan properti dan infrastruktur, PT Adhi Karya (persero) Tbk membidik bisa mengantongi nilai kontrak tahun 2017 sebesar Rp 42 triliun. Angka itu, meningkat lebih dari dua kali lipat, dibandingkan dengan target nilai kontrak tahun lalu yang sebesar Rp 18 triliun.Target itu akan dikejar dari proyek konvensional Rp 21 triliun dan light rail transit (LRT) Rp 21 triliun. Proyek konvensional terdiri dari proyek-proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, proyek gedung swasta, gedung permerintah BUMN, dan lainnya.Sementara, nilai kontrak LRT yang mencapai Rp 23,39 triliun sudah termasuk dengan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%. "Kalau net-nya Rp 21 triliun," ujar Haris Gunawan, Direktur PT Adhi Karya (persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (22/3).