KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) diproyeksi masih bisa tumbuh di tahun ini. Hal tersebut disokong oleh proyek yang berlangsung serta kekhawatiran pasar. Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Nurcahyadi menilai hal ini tidak hanya menunjukkan kepiawaian WIKA dalam mengatur arus kasnya. Tetapi, juga mengindikasikan kemampuan pendanaan maupun eksekusi kontrak dalam pipeline ditengah keraguan pasar atas kinerja emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Kekhawatiran tertundanya proyek besar telah mereda, berulang kali, pasar mengkhawatirkan beberapa proyek besar akan tertunda,” kata Ahmad dalam risetnya 16 Januari 2019. Katanya kini penantian dan kekhawatiran salah satu proyek besar seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dengan nilai investasi total senilai US$ 5.58 miliar atau sekitar Rp 82 triliun telah mereda. Pembebasan lahan mencapai 85% dan progres proyek mendekati 10%. Ekspektasi eksekusi yang sejalan tahun ini menjadi kontribusi pendapatan di kurartal I 2019. Masifnya pembangunan infrastruktur moda transportasi telah mendorong potensi pengembangan bisnis properti di seputar area tersebut meningkat. WIKA memanfaatkan peluang tersebut melalui rencana pengembangan beberapa proyek transit oriented development (TOD) yang diperkirakan akan berkontribusi pada pendapatan hingga Rp 2.2 triliuan. “Kami juga semakin menyukai WIKA ditengah diversifikasi bisnis seperti produksi motor listrik, memperkuat bisnis EPC, akuisisi dan kerjasama dengan Intercontinental Hotel, hingga kepada rencana IPO Wika Realty dan WIKON,” kata Ahmad Sampai dengan akhir tahun ini diprediksi wika dapat membubukkan pendapatan sebesar Rp 41,659 triliun. Anga ini naik 32,6% dari prediksi pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 31,410 triliun. Adapun Ahmad merekomendasikan beli saham WIKA dengan target price (TP) Rp 2.350 per saham sampai dengan akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Wijaya Karya (WIKA) masih kokoh tahun ini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) diproyeksi masih bisa tumbuh di tahun ini. Hal tersebut disokong oleh proyek yang berlangsung serta kekhawatiran pasar. Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Nurcahyadi menilai hal ini tidak hanya menunjukkan kepiawaian WIKA dalam mengatur arus kasnya. Tetapi, juga mengindikasikan kemampuan pendanaan maupun eksekusi kontrak dalam pipeline ditengah keraguan pasar atas kinerja emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Kekhawatiran tertundanya proyek besar telah mereda, berulang kali, pasar mengkhawatirkan beberapa proyek besar akan tertunda,” kata Ahmad dalam risetnya 16 Januari 2019. Katanya kini penantian dan kekhawatiran salah satu proyek besar seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung dengan nilai investasi total senilai US$ 5.58 miliar atau sekitar Rp 82 triliun telah mereda. Pembebasan lahan mencapai 85% dan progres proyek mendekati 10%. Ekspektasi eksekusi yang sejalan tahun ini menjadi kontribusi pendapatan di kurartal I 2019. Masifnya pembangunan infrastruktur moda transportasi telah mendorong potensi pengembangan bisnis properti di seputar area tersebut meningkat. WIKA memanfaatkan peluang tersebut melalui rencana pengembangan beberapa proyek transit oriented development (TOD) yang diperkirakan akan berkontribusi pada pendapatan hingga Rp 2.2 triliuan. “Kami juga semakin menyukai WIKA ditengah diversifikasi bisnis seperti produksi motor listrik, memperkuat bisnis EPC, akuisisi dan kerjasama dengan Intercontinental Hotel, hingga kepada rencana IPO Wika Realty dan WIKON,” kata Ahmad Sampai dengan akhir tahun ini diprediksi wika dapat membubukkan pendapatan sebesar Rp 41,659 triliun. Anga ini naik 32,6% dari prediksi pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 31,410 triliun. Adapun Ahmad merekomendasikan beli saham WIKA dengan target price (TP) Rp 2.350 per saham sampai dengan akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News