KONTAN.CO.ID - Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, emiten yang bergerak di sektor FMCG bakal kewalahan. Pasalnya sektor ini hanya mengalami pertumbuhan tipis di 3,7% diikuti tren konsumen yang mulai mengurangi pembelian. Namun PT Indofood Consumer Branded Products Tbk masih memiliki peluang lebar. Sempat gamang akibat penjualan bulan Lebaran yang kurang bagus, ICBP masih dapat meningkat. Menurut Stella Amelinda analis Kresna Sekuritas, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat naik dengan prediksi 5,4% di tahun 2018, maka sektor konsumer bakal terkerek naik seiring dengan perbaikan consumer spending. "Untuk tahun ini prospek emiten ICBP masih akan tumbuh penjualannya, tapi mungkin lebih lemah jika dibanding tahun lalu," jelas Stella kepada KONTAN, Selasa (26/9). Emiten berkode ICBP ini memang membukukan kinerja yang masih baik pada semester I-2017. Pendapatannya naik 1,6% year on year menjadi Rp 13,46 triliun dan laba bersih naik 5,7% ke Rp 2,09 triliun. Penurunan daya beli dan kompetisi dengan perusahaan lain nampaknya mulai membatasi kinerja emiten ini. Terlihat, pendapatan dari produk mie turun 0,2% menjadi Rp 11,84 triliun, penjualan divisi susu naik 2,1% dan penjualan snack naik 13%. Secara berturut sektor mie berkontribusi 63% pendapatan, susu sebesar dan snack sebesar 7,7%. Penjualan ICBP didominasi oleh produk mi sesuai dengan porsi emiten yang menguasai market share. Menurut Stella, produk mie keluaran emiten ini masih populer karena harga jual dan citarasa nya yang mumpuni dan terbukti lebih disukai konsumer Indonesia meski persaingan dengan mie impor mulai terlihat. Sedangkan dari sisi penjualan produk susu dairy, margin pendapatannya memang tergerus karena harga skimmed milk, dan gula yang terus meningkat. "Dairy masih akan tumbuh karena saya lihat demand untuk liquid milk dan susu kental manis yang masih kuat sehingga masih me-support dairy business ICBP," jelas Stella. Tambah lagi, pengeluaran untuk iklan emiten ini pun cukup besar, yakni menghabiskan 4,9% dari pendapatan semester pertama 2017. Stella menjelaskan hal ini ditengarai dari naiknya aktivitas promosi emiten demi mendorong penjualan. Apalagi ICBP memiliki lebih dari 60 produk, maka pengeluaran untuk iklan membludak. Hingga akhir tahun, Stella melihat emiten ini dapat meraup pendatapan hingga Rp 39,06 triliun naik dan tahun depan sebanyak Rp 42,90 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini diproyeksi dapat mencapai Rp 3,96 triliun dan tahun 2018 di Rp 4,45 triliun. Stella merekomendasikan buy emiten dengan target harga di Rp 10.000.
Analis yakin laba mie Indofood melar, asalkan...
KONTAN.CO.ID - Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, emiten yang bergerak di sektor FMCG bakal kewalahan. Pasalnya sektor ini hanya mengalami pertumbuhan tipis di 3,7% diikuti tren konsumen yang mulai mengurangi pembelian. Namun PT Indofood Consumer Branded Products Tbk masih memiliki peluang lebar. Sempat gamang akibat penjualan bulan Lebaran yang kurang bagus, ICBP masih dapat meningkat. Menurut Stella Amelinda analis Kresna Sekuritas, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat naik dengan prediksi 5,4% di tahun 2018, maka sektor konsumer bakal terkerek naik seiring dengan perbaikan consumer spending. "Untuk tahun ini prospek emiten ICBP masih akan tumbuh penjualannya, tapi mungkin lebih lemah jika dibanding tahun lalu," jelas Stella kepada KONTAN, Selasa (26/9). Emiten berkode ICBP ini memang membukukan kinerja yang masih baik pada semester I-2017. Pendapatannya naik 1,6% year on year menjadi Rp 13,46 triliun dan laba bersih naik 5,7% ke Rp 2,09 triliun. Penurunan daya beli dan kompetisi dengan perusahaan lain nampaknya mulai membatasi kinerja emiten ini. Terlihat, pendapatan dari produk mie turun 0,2% menjadi Rp 11,84 triliun, penjualan divisi susu naik 2,1% dan penjualan snack naik 13%. Secara berturut sektor mie berkontribusi 63% pendapatan, susu sebesar dan snack sebesar 7,7%. Penjualan ICBP didominasi oleh produk mi sesuai dengan porsi emiten yang menguasai market share. Menurut Stella, produk mie keluaran emiten ini masih populer karena harga jual dan citarasa nya yang mumpuni dan terbukti lebih disukai konsumer Indonesia meski persaingan dengan mie impor mulai terlihat. Sedangkan dari sisi penjualan produk susu dairy, margin pendapatannya memang tergerus karena harga skimmed milk, dan gula yang terus meningkat. "Dairy masih akan tumbuh karena saya lihat demand untuk liquid milk dan susu kental manis yang masih kuat sehingga masih me-support dairy business ICBP," jelas Stella. Tambah lagi, pengeluaran untuk iklan emiten ini pun cukup besar, yakni menghabiskan 4,9% dari pendapatan semester pertama 2017. Stella menjelaskan hal ini ditengarai dari naiknya aktivitas promosi emiten demi mendorong penjualan. Apalagi ICBP memiliki lebih dari 60 produk, maka pengeluaran untuk iklan membludak. Hingga akhir tahun, Stella melihat emiten ini dapat meraup pendatapan hingga Rp 39,06 triliun naik dan tahun depan sebanyak Rp 42,90 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini diproyeksi dapat mencapai Rp 3,96 triliun dan tahun 2018 di Rp 4,45 triliun. Stella merekomendasikan buy emiten dengan target harga di Rp 10.000.