KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk mencari pendanaan lewat penerbitan surat utang global berdenominasi rupiah (global IDR bonds) diperkirakan bisa menarik minat investor asing. Kondisi keuangan JSMR yang cukup baik jadi alasannya. VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere mengatakan, arus kas JSMR yang besar bisa menarik minat investor asing pada obligasi yang diberi nama Komodo Bonds ini. Berdasarkan laporan keuangan JSMR di semester I-2017, akun kas dan setara kas pada akhir periode berjumlah Rp 4,84 triliun. Akun tersebut terdiri dari kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 884,51 miliar dan kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 7,31 triliun. "Meski begitu, minat investor nantinya akan tergantung pada yield yang ditawarkan," ujar Nico kepada KONTAN, Selasa (3/10). Menurut Nico, yield yang cocok untuk bisa menarik minat investor berada di level 7% hingga 8%. Yield tersebut diprediksi bisa menarik perhatian para investor. Walau keadaan rupiah saat ini masih belum begitu stabil akibat diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), namun Nico yakin untuk jangka menengah maupun jangka panjang rupiah akan stabil sehingga semakin membuat para investor asing tertarik pada obligasi ini. Meski JSMR jadi perusahaan pertama yang menerbitkan obligasi global dengan mata uang rupiah, beberapa negara sudah menerbitkan surat utang global bermata uang lokal. Beberapa diantaranya ialah China dan India. Pada 2007 lalu, obligasi global berdenominasi yuan pertama kali diterbitkan oleh China Development Bank. Obligasi yang diberi nama Dim Sum Bonds ini diterbitkan para emiten guna menjaring dana dari investor asing tanpa harus terbebani oleh risiko mata uang yang biasa harus ditanggung perusahaan penerbit surat utang tersebut. Tak ketinggalan, India pun menerbitkan surat utang yang serupa. International Finance Corporation menerbitkan Masala Bonds, surat utang global berdenominasi rupee, pada 2014 lalu. Kedua surat utang ini jadi incaran para investor di pasar global. Masala bonds yang diterbitkan Housing Development Finance Corp (HDFC) yang diterbitkan awal tahun 2017 lalu mengalami oversubscribed 2,16 kali. Hal ini menunjukkan tingginya minat investor pada obligasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Analis: Yield Komodo bond tentukan minat investor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk mencari pendanaan lewat penerbitan surat utang global berdenominasi rupiah (global IDR bonds) diperkirakan bisa menarik minat investor asing. Kondisi keuangan JSMR yang cukup baik jadi alasannya. VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere mengatakan, arus kas JSMR yang besar bisa menarik minat investor asing pada obligasi yang diberi nama Komodo Bonds ini. Berdasarkan laporan keuangan JSMR di semester I-2017, akun kas dan setara kas pada akhir periode berjumlah Rp 4,84 triliun. Akun tersebut terdiri dari kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 884,51 miliar dan kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 7,31 triliun. "Meski begitu, minat investor nantinya akan tergantung pada yield yang ditawarkan," ujar Nico kepada KONTAN, Selasa (3/10). Menurut Nico, yield yang cocok untuk bisa menarik minat investor berada di level 7% hingga 8%. Yield tersebut diprediksi bisa menarik perhatian para investor. Walau keadaan rupiah saat ini masih belum begitu stabil akibat diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), namun Nico yakin untuk jangka menengah maupun jangka panjang rupiah akan stabil sehingga semakin membuat para investor asing tertarik pada obligasi ini. Meski JSMR jadi perusahaan pertama yang menerbitkan obligasi global dengan mata uang rupiah, beberapa negara sudah menerbitkan surat utang global bermata uang lokal. Beberapa diantaranya ialah China dan India. Pada 2007 lalu, obligasi global berdenominasi yuan pertama kali diterbitkan oleh China Development Bank. Obligasi yang diberi nama Dim Sum Bonds ini diterbitkan para emiten guna menjaring dana dari investor asing tanpa harus terbebani oleh risiko mata uang yang biasa harus ditanggung perusahaan penerbit surat utang tersebut. Tak ketinggalan, India pun menerbitkan surat utang yang serupa. International Finance Corporation menerbitkan Masala Bonds, surat utang global berdenominasi rupee, pada 2014 lalu. Kedua surat utang ini jadi incaran para investor di pasar global. Masala bonds yang diterbitkan Housing Development Finance Corp (HDFC) yang diterbitkan awal tahun 2017 lalu mengalami oversubscribed 2,16 kali. Hal ini menunjukkan tingginya minat investor pada obligasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News