Anas nilai elektabilitas Partai Demokrat meredup



JAKARTA. Anas Urbaningrum, tersangka kasus korupsi Hambalang, menilai, ini bukan lagi musimnya bagi Partai Demokrat. Ini yang menyebabkan partai berwarna dasar biru mengalami penurunan elektalibilitas dalam pemilu 2014 meski sudah menggelar konvensi.

span>"Ya memang kalau musimnya bagus, elektabilitas naik. Kalau bukan musimnya yang naik elektabilitas yang lain," tambah Anas, usai menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (14/3). Anask juga kini terpeleset kasus baru, yakni dugaan tindak pidana pencucian uang.

Bulan Februari lalu, Partai Demokrat mendapat persentase elektabilitas 4,7% dari hasil survei yang dibuat oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI).


Keterlibatan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat dalam kasus Hambalang disebut-sebut sebagai faktor menurunnya elektabilitas partai. Hal ini lalu berkembang dengan mundurnya Anas Urbaningrum dari jabatannya di Partai Demokrat demi menyelamatkan elektabilitas partai.

Uniknya, sampai dengan kemunduran Anas, Partai Demokrat tak lantas mengalami peningkatan elektabilitas. Yang terjadi justru sebaliknya, yakni penurunan.

Dalam survei Litbang Kompas yang dilakukan dalam tiga periode yakni, Desember 2012, Juni 2013, dan Oktober 2013, elektabilitas Partai Demokrat terus mengalami penurunan. Hal ini seolah menunjukkan konvensi calon presiden tak lantas menjadi solusi.

Survei pertama Desember 2012, elektabilitas Partai Demokrat menurut Litbang Kompas 11,1%. Periode kedua pada Juni 2013, elektabilitas partai ini menurun 1% menjadi 10,1% dimana kala itu bersamaan dengan penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka oleh KPK.

Sementara pada survei periode ketiga, ketika Partai Demokrat menggulirkan konvensi calon presiden, hasil survei justru menunjukkan semakin melorotnha elektabilitas partai ini dengan pencapaian persentase sebesar 7,2%. Hasil survei periode ketiga ini bahkan lebih kecil dibandingkan peroleh suara Partai Demokrat dalam Pemilu 2009 lalu yakni 7,45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia