Di tengah tren kenaikan suku bunga yang berlangsung di pasar keuangan dunia, pemerintah masih akan terus menggelontor pasar dengan surat utang. Dalam empat bulan ke depan, pemerintah akan menerbitkan surat berharga nasional (SBN) senilai Rp 259 triliun. Ini sisa penerbitan SBN dari target tahun ini Rp 799 triliun. Penerbitan SBN- yang menjadi andalan untuk membiayai anggaran- akan terus berlanjut. Berdasar Nota Keuangan RAPBN 2019, pemerintah akan menerbitkan SBN senilai Rp 386, 213 triliun untuk anggaran 2019. Ini memang bukan hal baru. Namun, masalahnya kini, SBN itu diterbitkan saat bunga dalam tren mendaki. Contoh paling aktal, SBR004 yang kini dalam masa penawaran, memberikan bunga minimal 8,05%. Ke depan beragam jenis SBN yang akan diterbitkan pemerintah berpotensi memberikan suku bunga yang lebih tinggi. Pasalnya, sinyal kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) semakin kuat. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump sempat mengecam bank sentral AS, atas kebijakan kenaikan suku bunganya. Namun, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menolak intervensi Trump. Dia bahkan memperkat sinyal, The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun ini. Situs Trading Economics memprediksi, suku bunga acuan AS akan naik menjadi 2,5% di akhir tahun ini dan terus naik hingga 2020.
Ancaman bunga
Di tengah tren kenaikan suku bunga yang berlangsung di pasar keuangan dunia, pemerintah masih akan terus menggelontor pasar dengan surat utang. Dalam empat bulan ke depan, pemerintah akan menerbitkan surat berharga nasional (SBN) senilai Rp 259 triliun. Ini sisa penerbitan SBN dari target tahun ini Rp 799 triliun. Penerbitan SBN- yang menjadi andalan untuk membiayai anggaran- akan terus berlanjut. Berdasar Nota Keuangan RAPBN 2019, pemerintah akan menerbitkan SBN senilai Rp 386, 213 triliun untuk anggaran 2019. Ini memang bukan hal baru. Namun, masalahnya kini, SBN itu diterbitkan saat bunga dalam tren mendaki. Contoh paling aktal, SBR004 yang kini dalam masa penawaran, memberikan bunga minimal 8,05%. Ke depan beragam jenis SBN yang akan diterbitkan pemerintah berpotensi memberikan suku bunga yang lebih tinggi. Pasalnya, sinyal kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) semakin kuat. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump sempat mengecam bank sentral AS, atas kebijakan kenaikan suku bunganya. Namun, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menolak intervensi Trump. Dia bahkan memperkat sinyal, The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun ini. Situs Trading Economics memprediksi, suku bunga acuan AS akan naik menjadi 2,5% di akhir tahun ini dan terus naik hingga 2020.