KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait ketahanan ekonomi Indonesia, sektor manufaktur tetap menjadi pilar utama perekonomian nasional. Sektor ini menyumbang sekitar 17%–20% produk domestik bruto (PDB) dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari seperlima tenaga kerja dalam negeri. Pada kuartal II 2025, sektor manufaktur tumbuh sebesar 5,6% year-on-year (yoy). Pendorongnya ekspor yang kuat dan lonjakan pesanan baru. Fakta ini secara jelas menunjukkan peran penting pertumbuhan industri dalam menopang kemajuan nasional Indonesia. Indonesia sendiri memiliki strategi Making Indonesia 4.0. Visi mengubah Indonesia dari “pasar” menjadi “produsen.” Rencana ini berfokus pada peningkatan kemandirian industri, pengembangan industri hilir bernilai tambah, serta integrasi Indonesia ke dalam rantai pasok global menghadapi era Industri 4.0. Ha Sang-chul, CEO LG Electronics Indonesia menjelaskan, sejauh ini sinergi antara dunia usaha dan Indonesia dapat mendorong kemajuan yang berarti. "Kami mengintegrasikan riset dan pengembangan (R&D), produksi, pemasaran, penjualan, serta layanan purna jual di bawah satu naungan. Kami operasional LG pertama di dunia yang mengelola seluruh rantai nilai secara domestik," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/10).
Ancaman Deindustrialisasi, Indonesia Harus Siapkan Teknologi dan Talenta Andal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait ketahanan ekonomi Indonesia, sektor manufaktur tetap menjadi pilar utama perekonomian nasional. Sektor ini menyumbang sekitar 17%–20% produk domestik bruto (PDB) dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari seperlima tenaga kerja dalam negeri. Pada kuartal II 2025, sektor manufaktur tumbuh sebesar 5,6% year-on-year (yoy). Pendorongnya ekspor yang kuat dan lonjakan pesanan baru. Fakta ini secara jelas menunjukkan peran penting pertumbuhan industri dalam menopang kemajuan nasional Indonesia. Indonesia sendiri memiliki strategi Making Indonesia 4.0. Visi mengubah Indonesia dari “pasar” menjadi “produsen.” Rencana ini berfokus pada peningkatan kemandirian industri, pengembangan industri hilir bernilai tambah, serta integrasi Indonesia ke dalam rantai pasok global menghadapi era Industri 4.0. Ha Sang-chul, CEO LG Electronics Indonesia menjelaskan, sejauh ini sinergi antara dunia usaha dan Indonesia dapat mendorong kemajuan yang berarti. "Kami mengintegrasikan riset dan pengembangan (R&D), produksi, pemasaran, penjualan, serta layanan purna jual di bawah satu naungan. Kami operasional LG pertama di dunia yang mengelola seluruh rantai nilai secara domestik," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/10).