Ancaman ganda bagi Eropa di esok Rabu



BERLIN/AMSTERDAM. Dua ancaman ganda menghadang zona Euro di hari Rabu (12/9). Di hari itu, keputusan sidang Mahkamah Konstitusi Jerman soal dana darurat krisis akan berbarengan dengan pemilihan umum di Belanda.

Selama beberapa pekan terakhir, kedua peristiwa ini bak gunung es tersembunyi yang berpotensi mengaramkan upaya Uni Eropa mengatasi krisis.

Akan tetapi, perkembangan terakhir pada H-1 ini sepertinya akan lebih baik. Bahkan, bisa jadi hasil keduanya mendukung momentum kebijakan pembelian obligasi yang diputuskan European Central Bank (ECB) pekan lalu.


Keputusan itu sebelumnya menyulut kemarahan di penjuru Jerman. Anggota parlemen Jerman dari partai konservatif menegaskan bahwa Mahkamah Konstitusi Jerman harus menolak menyetujui dana US$ 500 miliar untuk European Stability Mechanism (ESM)sampai ECB menarik kembali keputusannya.

Penghentian ESM bakal mengacaukan kondisi. Sebab, dana penyelamatan yang berjumlah US$ 440 miliar saat ini sudah mulai menipis dan akan habis masa berlakunya dalam kurang dari setahun.

Namun, sejumlah politisi lain memprediksi bahwa pengadilan akan menerima kelanjutan ESM. “Saya pikir pengadilan akan tetap melanjutkannya dan dana penyelamatan itu bakal diterima secara konstitusional,” kata Thomas Oppermann .

Krisis Eropa warnai Pemilu Belanda

Pemilu di Belanda juga sedikit banyak diwarnai masalah krisis Eropa dan kebijakan moneter ketat.

Hasil polling menunjukkan bahwa Partai Buruh (PvdA) memperoleh suara yang sama dengan Partai Liberal (VVD) yang sebelumnya berkuasa. Keduanya sama-sama mendapat 35 kursi dari 150 kursi parlemen.

Jika ini benar terjadi, maka kedua partai memiliki peluang sama untuk memenangkan pemilu sehingga mereka juga bisa membentuk pemerintah koalisi.

Partai Buruh mengampanyekan kebijakan yang lebih longgar dan menuntut lebih banyak waktu untuk mencapai batas defisit anggaran demi mendongkrak pertumbuhan. Sebulan lalu, popularitas partai ini masih jauh di bawah. Polling bahkan hanya memberinya 19 kursi.

Namun, popularitas partai sosialis kiri ini melejit berkat kampanye masif untuk mengatasi krisis utang Eropa, dengan menggenjot proyek yang memicu ekonomi.

“Jika Anda meninggalkan kebijakan uang ketat, ekonomi Anda akan tumbuh lebih kuat dan pasar finansial akan mengapresiasinya,” ujar Diedrik Samsom, pimpinan Partai Buruh dan mantan aktivis Greenpeace kepada Bloomberg.

Tantangan Samsom tentu saja membentuk koalisi dengan Partai Liberal. Maklum, keduanya punya haluan bertolak belakang. Jika Samson bersedia memberi bantuan finansial kepada Yunani, partai liberal di bawah Mark Rutte jelas menolak.

Di pihak lain ada Freedom Party, partai sayap kanan radikal yang dipimpin oleh Geert Wilders.

Selama ini, Wilders banyak menyampaikan retorika anti-Islam dan imigran, namun di pemilu kali ini ia sadar bahwa banyak pemilih yang bosan dengan retorika itu. Wilders lantas mengalihkan fokusnya pada ide-ide anti Eropa mulai dari keinginan meninggalkan zona euro hingga kembali menggunakan mata uang gulden.

Wilders mundur dari pemerintahan sebelumnya dengan alasan ia tak mendukung kebijakan ketat.

Editor: