JAKARTA. Meski El Nino atau musim kemarau panjang tidak terbukti terjadi. Sejumlah daerah masih berpotensi rawan kekeringan dan banjir pada Musim Hujan 2014/2015 mendatang. Sementara organisme penganggu tanaman (OPT) juga mulai dominan sehingga membuat produksi padi bisa saja terganggu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian mencatat ada sekitar 152.822 hektar (ha) akan dilanda kekeringan. Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi daerah paling luas kekeringan sekitar 26.101 ha disusul Aceh mencapai 24.168 ha. Sementara daerah rawan banjir mencapai 303.614 ha. Paling banyak terjadi di Kalbar mencapai 38.547 ha Aceh mencapai 30.572 ha. Kondisi ini menambah kondisi OPT padi terjadi yakni: kresek, wereng batang coklat dan blast yang terjadi di Pulau Jawa, Sumatera, Jawa dan Sulawesi.
Ancaman musim masih menghantui produksi pangan
JAKARTA. Meski El Nino atau musim kemarau panjang tidak terbukti terjadi. Sejumlah daerah masih berpotensi rawan kekeringan dan banjir pada Musim Hujan 2014/2015 mendatang. Sementara organisme penganggu tanaman (OPT) juga mulai dominan sehingga membuat produksi padi bisa saja terganggu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian mencatat ada sekitar 152.822 hektar (ha) akan dilanda kekeringan. Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi daerah paling luas kekeringan sekitar 26.101 ha disusul Aceh mencapai 24.168 ha. Sementara daerah rawan banjir mencapai 303.614 ha. Paling banyak terjadi di Kalbar mencapai 38.547 ha Aceh mencapai 30.572 ha. Kondisi ini menambah kondisi OPT padi terjadi yakni: kresek, wereng batang coklat dan blast yang terjadi di Pulau Jawa, Sumatera, Jawa dan Sulawesi.