Ancaman Resesi Tahun Depan Tak Akan Goyahkan Wira Global Solusi (WGSH)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) optimistis bila ancaman resesi tahun depan tidak terlalu berdampak pada kineria Perseroan.

Dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Edwin Pramana Chief Executive Officer WGSH melihat hal tersebut sebagai peluang untuk masuk ke industri startup mengisi posisi yang ditinggalkan.

"Kita bisa menyebutnya blessing in disguise. Alasan korporasi startup lakukan perampingan adalah untuk menjaga agar produktifitas tidak menurun, kami bisa mengisi solusi IT di dalamnya. Sebenarnya ini selaras dengan strategi Perseroan juga," ujarnya, Senin (28/11).


Ia menambahkan, hal ini berpotensi mengurangi kompetisi sebab pihaknya bekerjasama serta bisa menampung tenaga kerja tersebut. Perseroan yang baru melantai di lantai bursa efek 6 Desember 2021 lalu ini bergerak pada pengembangan aplikasi.

Baca Juga: Perkuat Ekosistem, Wira Global Solusi (WGSH) Jalin Kerja Sama dengan ETHIS

WGSH memiliki tiga jenis model bisnis di antaranya adalah, hubungan klien dan vendor dimana pihaknya menawarkan layanan solusi teknologi. Pada jenis model bisnis ini, WGSH memiliki klien seperti Telkom Group, Kominfo, GoTo, Knowledge and Catalys, hingga sub kontrak dari induk PT Walden Global Service yang menghubungkan pihaknya ke BCA, Alfamart, Nutrifood, LinkAja, KAI, Ajaib, Sinarmas, Telkomsel dan lainnya.

Lalu, jenis model bisnis selanjutnya adalah bagi hasil. Mitra bisnis dapat menggunakan kekayaan intelektual WFSH, layanan kustomisasi dan dukungan. Sebagai imbalannya, mitra bertanggungjawab pada sisi operasional dan pemasaran.

Model bisnis ini berlangsung hingga 2025. Klien yang digandeng dalam bisnis model ini antara lain adalah Pagii/Sandbox dalam berlangganan SaaS bulanan, lalu Techpolitan dalam perdagangan NFT, layanan permodelan game 3D, dan WeGeeks pada komisi tiap transaksi.

Yang terakhir adalah model ekuitas, WGSH menginvestasikan teknologi pada UKM atau menghasilkan ide startup sendiri, mencari mitra eksekutif industri atau pemilik bisnis.

Pada model bisnis ini, WGSH menggandeng e-commerce perhiasan Whizliz dengan menanam investasi Rp500 juta dan kepemilikan 20%. Lalu, studio animasi, Mythologic, di mana mereka menaruh investasi Rp600 juta dan kepemilikan 20%. Terakhir startup yang bergerak di bidang olahraga, smart gym, Tweak Move, mereka memiliki investasi Rp1,2 miliar dengan kepemilikan 7,5%.

"Beberapa klien yang kami gandeng ada dari Telko, lalu e-commerce, B2B, lalu Kominfo. Untuk Kominfo sendiri, kami membentuk program yang membantu startup-startup yang mereka bina. Lalu GoTo, dan lainnya," sebutnya.

 
WGSH Chart by TradingView

Melihat hal tersebut, WGSH tidak menyampaikan target pertumbuhan kinerja tahun 2023. Edwin memaparkan, yang paling penting pihaknya akan menggandeng venture capital sehingga dapat memiliki strategi yang jelas (clear strategy).

"Untuk target pertumbuhan di tahun 2023, kami ada secara internal namun belum bisa disclosed. Yang jelas kami harus lebih baik dari tahun 2022," tuturnya.

WGSH belum menyampaikan laporan keuangan kuartal III 2022. Pada semester I 2022, tercatat adanya peningkatan penjualan dan laba bersih signifikan, masing-masing 325,49% dan 139,01%. Penjualan ada di angka Rp44,89 miliar dari Rp10,55 miliar. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah Rp4,35 miliar dari Rp1,82 miliar.

Segmen aset meningkat 7,01%secara YTD dari Rp54,49 miliar menjadi Rp58,32 miliar. Lalu liabilitas ada di angka Rp2,98 miliar dari Rp2,47 miliar, meningkat 20,64% dari akhir 2021. Lalu, ekuitas meningkat 6,38% menjadi Rp55,33 miliar dari Rp52,01 miliar di akhir 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .