Ancaman Trump atas pertemuan dengan China kian menekan harga batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus melancarkan serangan pada China melalui perang dagang. Kondisi ini kian menekan harga batubara hingga menyentuh level terendah.

Mengutip Bloomberg, Senin (26/11) harga batubara di ICE Newcastle untuk kontrak Januari 2019 tercatat naik 0.,62% ke US$ 97,95 per metrik ton, setelah Jumat (23/11) harga batubara sempat sentuh level terendah sejak enam bulan lalu di US$ 97,35 per metrik ton. Dalam sepekan harga batubara turun 0,20%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga batubara semakin melemah karena perang dagang AS dan China semakin memanas. Bahkan, sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berlangsung di 30 November 2018, Trump telah melontarkan ancaman yang isinya bila dalam pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan, AS akan menerapkan tarif impor baru yang lebih tinggi atas US$ 257 miliar produk impor dari China di awal Desember dan sebesar US$ 200 miliar di akhir Desember.


"Cadangan batubara di China tinggi, harga batubara pun jatuh di tengah perang dagang," kata Ibrahim, Selasa (27/11).

Harapan kebutuhan batubara yang meningkat di akhir tahun karena musim dingin pun melempem karena musim dingin akhir tahun ini analis proyeksikan akan lebih hangat. Faktor ini turut mengakibatkan harga batubara cenderung menurun.

Harga minyak mentah yang turun juga mempengaruhi penurunan harga batubara. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengalami kelebihan pasokan, tetapi jika Arab mengurangi produksi minyaknya, hal ini bisa dimanfaatkan AS untuk menggenjot produksi minyak.

Pelaku pasar kini menanti pernyataan The Fed dalam menyampaikan proyeksik kenaikan suku bunga acuannya. Bila kenaikan suku bunga acuan sesuai dengan rencana awal maka indeks dollar AS bisa menguat. "Indeks dollar AS naik terus sehingga harga batubara akan jatuh kembali karena komoditas ditransaksikan menggunakan dollar AS yang saat ini mahal, investor akan lari menjauhi komoditas dulu," kata Ibrahim.

Secara teknikal Ibrahim menganalisis bolinger band MA 20% di atas bolinger band bawah. Stochastic 60% di area positif. MACD dan RSI berada 60% di area negatif.

Ibrahim memproyeksikan perdagangan batubara Selasa (27/11) berpotensi ke US$ 95 per metrik ton hingga US$ 98 per metrik ton. Sementara untuk sepekan harga batubara diproyeksikan berada di rentang US$ 95 per metrik ton-US$ 98,70 per metrik ton dengan rekomendasi sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia