KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bulan Desember 2023 diperkirakan akan menjadi titik masuk bagi banyak orang ke pasar kripto. Setiap orang tidak ingin ketinggalan mengoleksi kripto yang diramal semakin menarik di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, sinyal persetujuan untuk memperdagangkan Bitcoin ETF Spot kian menguat. Belum lagi, tahun 2024 diyakini sebagai pesta industri kripto seiring adanya peristiwa Bitcoin Halving. Chief Executive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey mengamini bahwa terdapat permintaan yang semakin tinggi terhadap aset kripto jelang tutup tahun 2023 ini. Banyak pelaku pasar mengantisipasi bakal adanya lonjakan harga di awal tahun depan, sejalan dengan keputusan final Bitcoin ETF dan momentum halving pada April 2024.
“Momentum kuartal IV telah memperlihatkan permintaan yang semakin tinggi. Hal ini tercemin juga dalam platform kami, dimana dalam 1-2 bulan terakhir investor yang membeli bitcoin terus meningkat,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Jumat (17/11).
Baca Juga: CEO Indodax Optimistis Potensi Kenaikan Harga Ethereum Pasca Pengajuan ETF BlackRock Perkembangan terbaru mengindikasikan bahwa persetujuan dagang Bitcoin ETF semakin dekat. Bursa dan Komisi Sekuritas (SEC) Amerika Serikat harus memberikan putusan akhir terkait 12 Bitcoin ETF yang telah beredar termasuk pengajuan dari Blackrock dan Grayscale. Namun SEC memberikan tanda tidak adanya faktor yang bisa mengubah pandangan mereka, setelah menunda kembali pengajuan dari Hashdex yang harusnya memiliki batas waktu pada 17 November 2023. Gabriel mengamati, kemungkinan SEC akan tetap memberikan keputusan pada tenggat waktu maksimal yaitu tanggal 10 Januari 2024. Itu pula yang menyebabkan pasar kripto telah bereaksi negatif terhadap keputusan Bitcoin ETF tersebut.
Baca Juga: The Fed Dovish, Harga Bitcoin Diramak Tetap Bullish Sampai Akhir Tahun Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mencermati adanya koreksi pasar dalam 24 jam terakhir terutama Bitcoin. Reli BTC terputus setelah harganya naik sekitar 28% secara bulanan sejak Oktober hingga November tahun ini. Bitcoin menunjukkan indikasi potensi koreksi, dengan resisten utama di sekitar level harga US$ 38.000 atau setara Rp 589 juta yang sulit dipecahkan. Kemungkinan BTC akan menghadapi kesulitan untuk menjaga level tersebut dan berpotensi bergerak di bawah level harga US$ 35.000 atau sekitar Rp 542 juta dalam waktu dekat. “Koreksi saat ini mungkin disebabkan oleh penurunan antusiasme terhadap persetujuan ETF Bitcoin spot,” jelas Fyqieh kepada Kontan.co.id, Jumat (17/11). Fyqieh berujar, perkembangan teranyar tentang ETF Bitcoin ini nampaknya semakin menarik dengan narasi baru yaitu ETF Ethereum spot yang diajukan oleh BlackRock. Ketertarikan manajemen investasi tradisional membuat produk ini semakin meyakinkan bahwa potensi aset kripto sangat besar dan bisa dimanfaatkan lebih lanjut.
Baca Juga: Bank Sentral Dunia Borong Emas, Ini Aset yang Disarankan Robert Kiyosaki Bahkan narasi tentang (RWA) Real World Asset atau lebih dikenal dengan
tokenized real asset menjadi narasi lama yang dimunculkan kembali. Salah satunya yaitu Hong Kong
exchanges yang meluncurkan US$ 180 juta tokenized bonds. Fyqieh mencermati, para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin yang didukung oleh kepercayaan pasar yang kuat dan minim koreksi. Harga Bitcoin terpantau berhasil meningkat dari US$ 34.000 menjadi US$ 38.000 dalam waktu singkat. “Kepercayaan investor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung
bullish,” imbuhnya. Hanya saja, Fyqieh menilai bahwa sentimen ETF sejauh ini masih spekulatif. Sehingga jika tidak ada perkembangan maka akhirnya juga akan surut dan bisa berdampak pada harga Bitcoin. Menurut dia, sentimen yang patut dinantikan adalah berita tentang The Fed mengenai suku bunga AS. Tren bunga acuan menurun akan berdampak pada kenaikan lebih lanjut untuk aset berisiko seperti kripto.
Baca Juga: Ramalan Bullish Analis: Bitcoin Bisa Tembus US$ 45.000 di Akhir Tahun Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin melihat, saat ini ekspektasi investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga mulai berkembang. Oleh karena itu, laju penurunan bunga acuan akan berdampak positif bagi industri kripto. Menurut data CoinShares, pekan lalu tercatat senilai US$ 293 juta dana investasi baru yang masuk ke produk-produk investasi aset kripto melalui instrumen ETP. Ini mendorong total aliran dana masuk selama tujuh minggu terakhir melampaui angka US$ 1 miliar. Fahmi melanjutkan, berkembangnya narasi ETF Ethereum Spot oleh Blackrock juga dapat menambah optimisme para investor khususnya di pengujung tahun ini, menjelang
deadline ketiga persetujuan ETF Bitcoin Spot Blackrock pada 15 Januari 2024.
“Jika BTC dapat melewati
resistance psikologis pada area US$40.000, maka ada kemungkinan terjadinya reli lanjutan ke teritori harga baru,” imbuh Fahmi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/11). Fyqieh turut memandang adanya potensi harga Bitcoin mencapai level US$ 40.000 di akhir tahun 2023. Namun sebelum mencapai level tersebut, Bitcoin diperkirakan menyentuh level koreksi terlebih dahulu di kisaran US$ 32.000-US$ 34.000 pada akhir November ini. Senada, Gabriel memiliki optimisme terhadap Bitcoin akan bergerak dalam rentang harga US$30.000-US$40.000 pada akhir kuartal IV. Harganya diramal semakin menguat, jika ETF BItcoin Spot sudah resmi disetujui. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati