Ancara Logistics (ALII) Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) menargetkan pendapatan Rp 2 triliun di tahun 2024. 

ALII resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/2). Perusahaan yang terafiliasi Grup Bakrie ini menawarkan sebanyak 3,16 miliar saham dalam initial public offering (IPO) dengan harga penawaran umum sebesar 272 per saham.

Jumlah itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pasca IPO. Adapun sebanyak 0,94% dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak 8 juta saham dialokasikan Ancara Logistics untuk menggelar program alokasi saham karyawan.


Direktur Utama ALII Faisal Mohamad Nur mengatakan, ALII memproyeksikan bisa mengantongi pendapatan Rp 2 triliun di 2024. Dari sisi bottom line, ALII menargetkan akan mendapatkan laba Rp 900 miliar di tahun ini.

Baca Juga: Ancara Logistics Perusahaan Milik Aburizal Bakrie, Pasang Harga IPO Rp 272 per Saham

Sebagai gambaran, ALII membukukan laba bersih sebesar Rp 3,16 miliar per 31 Agustus 2023 atau naik dari periode sama 2022 sebesar Rp 1,55 miliar. Per Agustus 2023, pendapatan ALII tercatat Rp 662,88 miliar, tumbuh dari posisi yang sama di 2022 sebesar Rp 381,04 miliar.

Untuk mencapai target di tahun 2024, ALII akan mengangkut 7 juta ton batubara, naik dari tahun lalu yang sebanyak 2,7 juta ton. Pengangkutan ini tumbuh 2 kali lipat dari tahun 2023.

“Tahun ini kita sudah ada dua kontrak utama dengan perusahaan tambang itu. Keduanya perusahaan terafiliasi,” ujar Faisal dalam konferensi pers IPO ALII, Rabu (7/2).

Menurut Faisal, harga komoditas akan berpengaruh terhadap kinerja ALII di tahun 2024. Namun, target ALII tahun ini sudah priced in dengan potensi fluktuasi harga batubara.

“Kami melihat harga batubara di tahun ini cukup stabil dan mungkin angkanya tidak akan geser jauh dari angka saat ini,” ungkapnya.

Terkait fluktuasi harga minyak bumi, modal untuk bahan bakar juga akan ikut terpengaruh. Harga minyak bumi yang tinggi akan menaikkan tarif dengan pelanggan dan akan meningkatkan biaya pemeliharaan kapal.

“Biaya untuk bahan bakar ini berkontribusi yang paling besar dalam pengeluaran kami, tetapi akan kita kelola dengan hati-hati. Kami juga ada kontrak dengan perusahaan minyak bumi untuk mengamankan suplai dengan harga yang kompetitif,” kata Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat