Ancol kejar pertumbuhan 18% tahun ini



JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) masih mengandalkan pendapatan dari bisnis rekreasi sebagai kontributor terbesar tahun ini. Tahun lalu, kontribusi bisnis rekreasi ini mencapai 60,9% dari total penjualan mereka.

Dalam laporan keuangan 2014, pendapatan rekreasi atau penjualan tiket tercatat Rp  670,72 miliar. "Tahun ini harapannya kontribusi bisnis rekreasi bisa naik menjadi 70%-80%," ujar Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali kepada KONTAN, (7/4).

Untuk itu, Jaya Ancol berharap bisa mendatangkan 20 juta pengunjung tahun ini. Tahun lalu, perusahaan itu mengaku mendatangkan 17 juta hingga 18 juta pengunjung ke tempat wisata Taman Impian Jaya Ancol.


Demi mengejar target, perusahaan berkode PJAA di Bursa Efek Indonesia itu mempercantik tiga wahana rekreasinya. Pertama, membuka wahana Sea World yang sempat tutup karena terganjal sengketa pengoperasian dengan Grup Lippo.

Karena wahana tersebut lama nganggur begitu saja, Jaya Ancol perlu merenovasi wahana itu. Rencananya, perusahaan tersebut juga akan menambah atraksi dan koleksi ikan baru. Jaya Ancol menargetkan Sea World beroperasi kembali sebelum musim libur sekolah yakni pada pertengahan tahun nanti.

Kedua, membikin pantai pasir di kawasan pantai Timur Ancol. Pantai pasir putih tersebut akan melingkari wilayah Ancol, mulai dari belakang Hotel Mercure, Putri Duyung Cottage hingga Restoran Bandar Djakarta.

Jaya Ancol menggelontorkan investasi Rp 150 miliar untuk pembangunan pantai berpasir itu. Sumber dananya dari kas internal. Perusahaan tersebut menargetkan pantai pasir itu sudah bisa dinikmati pengunjung sebelum libur Lebaran, atau bulan Juli nanti.

Ketiga, memperluas area wisata Hello Kitty Adeventure yang berada di dalam wahana Dunia Fantasi atawa Dufan. Saat ini Hello Kitty Adventure memiliki luas 1.150 meter persegi (m²). Nah, Jaya Ancol ingin memperluas area ini menjadi 2.500 m². Dana investasi yang perusahaan itu siapkan sekitar Rp 20 miliar.

Bisnis properti lesu

Upaya menggenjot bisnis rekreasi tersebut diharapkan bisa mendukung target keseluruhan kinerja Jaya Ancol tahun ini. Perusahaan itu masih mempertahankan target pertumbuhan pendapatan 18% yang sempat dilontarkan tahun lalu. Jika pendapatan tahun lalu Rp 1,1 triliun, berarti target pendapatan hingga akhir tahun 2015 adalah Rp 1,3 triliun

Padahal, patut dicatat, pendapatan Jaya Ancol Rp 1,1 triliun tahun lalu itu mengempis 11,29% jika dibandingkan dengan pendapatan 2013. Pendapatan tahun 2013 adalah Rp 1,24 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Metty Yan Harahap menyatakan, pendapatan 2014 turun karena bisnis properti lesu. Manajemen perusahaan itu menuding situasi makro ekonomi sebagai biang keladinya. Alhasil, penjualan properti melambat.

Namun, manajemen Jaya Ancol bilang awal tahun ini potret bisnis propertinya sudah membaik. Jaya Ancol mencontohkan penjualan apartemen Northland Ancol Residence. "Maka itu, target bisnis tahun ini tetap on the trcak, tidak ada revisi," ungkap Metty.

Kembali mengintip laporan keuangan 2014, pendapatan real estat Rp 195,01 miliar. Capaian itu turun 53,31% ketimbang tahun 2013 yang sebesar Rp 417,66 miliar.

Lini bisnis lain yang melempem adalah bisnis hotel dan restoran. Pendapatan bisnis ini Rp 78,48  miliar, atau turun 4,57% dari tahun 2013 yang sebesar Rp 82,24 miliar.                 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia