Ancora Indonesia Resources (OKAS) catat kenaikan penjualan di semester I 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) mencatatkan pertumbuhan volume penjualan amonium nitrat dan asam nitrat pada paruh pertama tahun ini. 

Direktur Utama Ancora Indonesia, Rolaw P. Samosir mengungkapkan, volume penjualan amonium nitrat pada semester I 2021 mengalami kenaikan lebih dari 10% dibandingkan dengan periode yg sama di tahun lalu. Sementara itu, volume penjualan asam nitrat perusahaan mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan.

“(Volume penjualan) asam nitrat semester I 2021 meningkat hingga mencapai lebih dari 900 % dibandingkan  dengan periode yg sama di tahun lalu,” kata Rolaw kepada Kontan.co.id, Minggu (22/8).


Seiring dengan capaian ini, OKAS mencatatkan kenaikan kinerja operasional di paruh pertama. Rolaw mengungkapkan, pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) OKAS mengalami peningkatan dari semula US$ 5,8 juta di semester I 2020 (sudah diaudit) menjadi US$ 7,5 juta di semester I 2021 (belum diaudit).Hanya, OKAS memang masih mencatatkan rugi bersih di sepanjang semester pertama tahun ini.

Baca Juga: Ingin Memangkas Kerugian, Ancora Indonesia (OKAS) Akan Mengerek Harga Jual Produk

Meski begitu, OKAS optimistis bisa membukukan kinerja tahun buku 2021 yang lebih baik dibanding realisasi kinerja tahun 2020. Optimisme ini berdasar pada tren kenaikan harga batubara. Catatan saja,  amonium nitrat dan asam nitrat yang dijual oleh perusahaan merupakan senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak untuk mendukung aktivitas di pertambangan batu bara dan mineral, pekerjaan umum dan industri semen. 

“OKAS masih yakin kinerja tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan 2020,  dimana hal ini sejalan dengan kenaikan harga batubara, dimana harga batubara di bulan Agustus 2021 adalah harga tertinggi dibandingkan  sejak lebih dari 10 tahun lalu,” ujar Rolaw.

Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, OKAS membukukan penjualan neto sebesar US$ 108,30 juta pada tahun 2020 lalu, turun 33,06% dibanding realisasi penjualan neto tahun 2019 yang mencapai US$ 161,79 juta. 

Seturut penjualan neto yang menyusut, OKAS membukukan rugi tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar US$ 6,44 juta di tahun 2020. Sebelumnya, OKAS berhasil mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 135.144 di tahun 2019.

Baca Juga: Tekan rugi bersih, Ancora (OKAS) akan pacu penjualan asam nitrat

Untuk memacu kinerja pada tahun ini, OKAS berstrategi menjaga kinerja pabrik amonium nitrat agar stabil demi mencapai produksi yang maksimal seiring permintaan amonium nitrat yang meningkat. Langkah-langkah lainnya yang juga ditempuh antara lain menaikkan harga jual produk  dan mencari pelanggan baru serta tetap terus meningkatkan volume penjualan asam nitrat.

Strategi OKAS untuk memacu kinerja tidak berfokus pada penjualan amonium nitrat dan asam nitrat semata. Rolaw berujar, OKAS juga akan terus mengikuti tender tender baru pada unit usaha jasa drilling.

“Jumlah utilisasi Rig di semester I 2021 lebih bagus dari akhir 2020, dan diperkirakan akan meningkat lagi di semester II tahun 2021, seiring dengan semakin banyaknya tender yang diikuti oleh Bormindo (anak usaha OKAS), baik di Pertamina yang baru mengambil alih blok Rokan maupun dari blok minyak lainnya di luar Pertamina,” pungkas Rolaw.

Seiring dengan penjualan neto yang turun, OKAS membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$ 340.207 di kuartal I 2021. Sebelumnya, OKAS membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 3,49 juta di kuartal I 2020. Ketika tulisan ini dibuat, OKAS belum merilis laporan keuangan interim semester I 2021.

Selanjutnya: Dharma Djojonegoro, Penyanyi Era 90-an yang Kini Berkarier di Pembangkit Listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli