KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (
OKAS) optimistis kinerja penjualannya bertumbuh tahun depan. Sikap ini diungkapkan oleh Direktur Utama OKAS, Ratno Paskalis Hendrawan, saat ditemui wartawan usai acara public expose di Jakarta, Selasa (12/12). “Tahun 2024 kami (penjualan) harapkan bisa tumbuh sekitar 5%-10% (dari 2022,” tutur Ratno, Selasa (12/12). Target penjualan tahun 2024 melampaui target pendapatan tahun ini. Hingga tutup tahun 2023 nanti, OKAS berharap bisa meraup pendapatan US$ 160 juta - US$ 170 juta, lebih tinggi dibanding realisasi pendapatan tahun 2022 yang berjumlah US$ 158,30 juta.
Barangkali, optimisme OKAS dalam melihat prospek kinerja bukan tanpa alasan. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, OKAS sudah membukukan penjualan neto sebesar US$ 137,45 juta di sepanjang Januari-September 2023. Jumlah tersebut tumbuh 19,67% dibanding realisasi penjualan neto OKAS periode Januari-September 2022 yang berjumlah US$ 114,85 juta. Hanya saja, berbeda dengan penjualan, laba bersih OKAS menyusut di sembilan bulan pertama. Tercatat, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk OKAS turun 35,12% secara tahunan atau
year-on-year (yoy) dari semula US$ 6,81 juta di Januari-September 2022 menjadi US$ 4,42 juta di Januari-September 2023. Ratno optimistis, ‘perkawinan’ antara anak usaha OKAS, yakni PT Multi Nitrotama Kimia , dengan PT BME Indonesia (BME) memberi OKAS keunggulan dalam berkompetisi menggaet pelanggan di kalangan perusahaan-perusahaan tambang.
Baca Juga: Ancora Indonesia Resources (OKAS) Fokus Maksimalkan Tingkat Utilisasi Rig Seperti diketahui, MNK melakukan penjualan atas sebagian kepemilikan saham perusahaan di anak usahanya, yakni PT Multi Nasional Kemitraan (MNKT) kepada BME. “Perkawinan kami dengan BME tadi memungkinkan kita untuk menyentuh atau menawarkan solusi yang lebih komprehensif kepada pelanggan-pelanggan. Nah ini mengakibatkan kita mampu untuk bersaing lebih dibandingkan situasi sebelum perkawinan kami,” terang Ratno. Dengan modal itu, manajemen berstrategi melakukan banyak debottlenecking untuk memacu pendapatan di lini bisnis amonium nitrat dan asam nitrat, pengembangan detonator, dan jasa peledakan pertambangan. Sementara itu, pada lini bisnis jasa pengeboran dan workover minyak dan gas onshore yang dijalankan oleh anak usaha lainnya, yakni PT Bormindo Nusantara (Bormindo), manajemen berstrategi untuk terus melakukan diversifikasi pasar dan menggaet pelanggan-pelanggan baru. “Salah satunya (diversifikasi ke) geothermal sama minyak dan gas yang tradisional, itu kan masih ada banyak. Dan ini kan didukung oleh rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi migas,” tutur Ratno.
Sedikit informasi, pelanggan OKAS di lini bisnis amonium nitrat dan asam nitrat, pengembangan detonator, dan jasa peledakan pertambangan didominasi oleh pelanggan dari sektor batubara. Porsi kontribusinya sekitar 60%, sisanya dari sektor tambang emas, konstruksi, dan lain-lain. Sementara itu, bisnis jasa pengeboran dan workover minyak dan gas OKAS sebagian besar di antaranya melayani permintaan dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari