KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (
INTA) percaya diri dapat terus meningkatkan kinerjanya di segmen bisnis alat berat pada sisa tahun 2024. Hal ini didukung oleh keberadaan alat berat merek LiuGong asal China yang memiliki permintaan tinggi di pasar domestik. Sebagai pengingat, pendapatan usaha secara konsolidasi INTA sebenarnya naik 12,59%
year on year (YoY) menjadi Rp 469,17 miliar pada semester I-2024.
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Catatkan Kinerja Bertumbuh Sepanjang 2023 Namun, bila ditelusuri, INTA mengalami penurunan penjualan alat berat sebesar 9,45% yoy menjadi Rp 265,40 miliar sejalan dengan tren pasar alat berat nasional. Untungnya, penjualan suku cadang INTA mampu melesat 116,59% YoY menjadi Rp 176,39 miliar. Corporate Secretary Intraco Penta Astri Duhita Sari mengatakan, pihaknya memang mengimpor utuh alat berat LiuGong dari China. Emiten ini yakin dapat mendongkrak kembali penjualan alat beratnya hingga akhir tahun nanti. Ini didukung oleh pengalaman panjang INTA di industri alat berat serta keberadaan jaringan dan infrastruktur penunjang yang memadai seperti kantor cabang, workshop, dan gudang. “Kami mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan layanan purna jual yang unggul,” ujar dia, Selasa (10/9).
Baca Juga: INTA Memacu Penjualan Produk Alat Berat Manajemen INTA memperkirakan persaingan bisnis alat berat makin ketat di Indonesia. Apalagi, merek-merek alat berat China semakin menjamur, terutama di kawasan pertambangan dalam negeri. Pihak INTA fokus untuk selalu menjalin hubungan baik dengan para pelanggan setia. Selain mengandalkan keunggulan layanan purna jual, INTA juga telah membangun fasilitas
Component Rebuild Center (CRC) pada tahun lalu. Fasilitas ini ditujukan khusus bagi produk LiuGong sekaligus menjadi fasilitas CRC pertama bagi merek tersebut di Indonesia. Lebih lanjut, INTA juga tetap berpegang teguh pada grand strategy yang dicanangkan sejak 2023 hingga 2025 nanti. Dalam hal ini, INTA fokus pada key account customers di industri pertambangan, terutama batubara dan nikel sebagai portofolio pilar utama perusahaan tersebut.
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Alokasikan Capex Rp 63 Miliar pada Tahun Ini Kendati demikian, INTA juga tetap melakukan penjajakan diversifikasi penjualan alat berat ke berbagai sektor lain seperti industri pertanian, perkebunan, dan perhutanan. “Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan secara berkesinambungan,” tandas Astri. Dalam catatan KONTAN, INTA mengincar pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 20% pada 2024. Berkaca pada hasil kinerja tahun lalu, maka pendapatan usaha INTA pada tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 1,3 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto