Andalkan deposito, Shinhan Money Market Fund cetak return 5,36% di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah produk reksadana pasar uang terbukti memberikan imbal hasil yang positif sepanjang 2018 lalu, tak terkecuali Shinhan Money Market Fund. Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana kelolaan Shinhan Asset Management tersebut mencetak return sebesar 5,36% (ytd) hingga akhir Desember 2018. Angka tersebut melampaui kinerja rata-rata reksadana pasar uang di Infovesta Money Market Fund Index sebesar 4,18% (ytd).

Presiden Direktur Shinhan AM Tjiong Toni mengatakan, sejak awal 2018 pihaknya sudah membuat kebijakan untuk lebih mengutamakan instrumen deposito sebagai aset dasar portofolio reksadana ini. Kebijakan tersebut diambil berdasarkan potensi kenaikan suku bunga acuan yang cukup agresif sepanjang tahun lalu.

Kenaikan suku bunga acuan otomatis akan mendongkrak tingkat suku bunga deposito perbankan walaupun tidak dalam waktu cepat. Di sisi lain, adanya mekanisme pasar membuat harga obligasi akan lebih cepat terkoreksi begitu kenaikan suku bunga acuan terjadi. “Kami hindari dulu obligasi karena volatilitas harganya cukup tinggi selama tahun 2018,” kata Toni, beberapa waktu lalu.


Berdasarkan Fund Fact Sheet bulan Oktober, alokasi aset berupa instrumen pasar uang atau deposito dalam reksadana yang dirilis sejak Agustus 2017 mencapai 99,41%. Sedangkan sisa porsi sebesar 0,59% dialokasikan untuk aset berupa kas.

Adapun lima besar efek yang terdapat dalam portofolio Shinhan Money Market Fund antara lain deposito Bank Riau Kepri, Bank Yudha Bhakti, Bank Bukopin, Bank MNC, dan Bank China Construction.

Toni menyampaikan, alokasi aset dalam portofolio produk yang dulu bernama Archipelago Money Market Fund tersebut tidak banyak berubah di sisa tahun 2018. Artinya, deposito masih memiliki porsi terbesar dalam portofolio reksadana ini.

Sementara itu, dalam memilih deposito untuk Shinhan Money Market Fund, Shinhan AM memprioritaskan bank-bank yang berasal dari BUKU II dan BUKU III. “Kami cukup banyak investasi deposito di bank-bank pembangunan daerah,” tambah Toni.

Terlepas dari itu, Shinhan AM tidak menutup kemungkinan akan mencoba memperbesar porsi obligasi bertenor kurang dari 1 tahun pada tahun ini. Pasalnya, harga obligasi berpeluang lebih stabil di tengah potensi menurunnya agresivitas kenaikan suku bunga acuan.

Obligasi yang dipilih untuk reksadana ini nantinya berupa campuran antara obligasi pemerintah dan korporasi. Nantinya, Shinhan AM akan menyeleksi calon obligasi berdasarkan aspek potensi imbal hasil dan peringkat utang.

Toni yakin, upaya memperbesar porsi obligasi dalam portofolio Shinhan Money Market Fund akan membuat kinerja reksadana tersebut meningkat sepanjang 2019. Ia menargetkan imbal hasil reksadana ini paling tidak bisa menyamai pencapaian di tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi