Andalkan DPK, BRI Syariah tak berniat terbitkan sukuk



JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) sudah membukukan penyaluran pembiayaan senilai Rp 6 triliun (outstanding), sampai akhir Mei 2011. Anak usaha bank pelat merah terbesar kedua ini akan terus menggencarkan penyaluran pembiayaan mereka hingga angka outsanding pembiayaan bisa dikerek menjadi Rp 9 triliun, akhir tahun ini.

Ventje Rahardjo, Direktur Utama BRI Syariah, menuturkan, porsi terbesar pembiayaan BRI Syariah sejauh ini masih didominasi oleh sektor konsumer. Nilainya mencapai Rp 2 triliun. Adapun sektor komersial mencapai Rp 1,5 triliun. Untuk pembiyaan sektor mikro, BRI Syariah sudah menggelontorkan dana senilai Rp 600 miliar. "Sedangkan sektor Usaha Kecil dan Menengah, dan kendaraan masing-masing Rp 600 miliar-Rp 700 miliar dan Rp 700 miliar," ujarnya, Rabu (15/6).

Tingginya target penyaluran pembiayaan ini mengakibatkan rasio kecukupan modal BRI Syariah hingga akhir tahun nanti tergerus hingga 15%. Per Mei 2011, rasio kecukupan modal mereka masih di level 20%. Kendati membutuhkan likuiditas yang cukup untuk mendukung ekspansi pembiayaan, BRI Syariah tidak mengantongi rencana penerbitan surat utang syariah alias sukuk.


BRI Syariah memilih menggenjot perolehan dana pihak ketiga (DPK) yang ditargetkan mencapai Rp 8 triliun, akhir tahun ini. Untuk mengejar target pembiayaan dan DPK, BRI Syariah akan bekerjasama dengan induknya, yakni BRI, dalam membuka kantor cabang. Sampai akhir tahun, jumlah kantor cabang BRI Syariah ditargetkan mencapai 98 kantor cabang. "Cabang kami nanti akan berbentuk chanelling yang berbarengan dengan BRI," tambahnya.

Selain terbebani target penyaluran pembiayaan, BRI Syariah juga harus mampu menekan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF). "Kami harapkan NPF bisa 3% tahun ini," kata Ventje.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah