KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (
GJTL) berupaya meningkatkan kinerja bisnisnya pada 2023. Emiten ini masih fokus untuk menjual ban pengganti atau di pasar replacement. Mengutip materi paparan publik, GJTL meraih kenaikan penjualan 5,21% year on year (YoY) menjadi Rp 4,44 triliun pada kuartal I-2023. EBITDA GJTL ini juga naik 32,97% YoY menjadi Rp 605 miliar pada saat yang sama. Finance Director Gajah Tunggal Kisyuwono mengatakan, sebagian besar penjualan ban GJTL ditujukan ke pasar replacement. Sejauh ini, tren penjualan ban pengganti dianggap GJTL cukup stabil.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham GJTL, EXCL, MNCN, BIRD untuk Perdagangan Selasa (6/6) “Kebutuhan terhadap ban pengganti akan selalu ada, tinggal masalah waktu saja orang akan mengganti ban kendaraannya,” ujar dia dalam paparan publik, Kamis (15/6). Per kuartal I-2023, porsi penjualan ban bias GJTL di pasar replacement mencapai 81%. Selain itu, ban radial mobil penumpang serta ban radial truk dan bus GJTL memiliki porsi penjualan di pasar replacement masing-masing 28% dan 69%. GJTL juga menjual ban sepeda motor untuk pasar replacement dengan porsi 63%. Kendati demikian, GJTL juga turut memasok ban untuk pasar Original Equipment Manufacturer (OEM) ke beberapa merek kendaraan roda dua dan roda empat yang ada di Indonesia. Misalnya, Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki di segmen sepeda motor, serta Toyota, Honda, dan Daihatsu di segmen mobil. Pertumbuhan kinerja GJTL juga didorong dari upaya perusahaan dalam menaikkan harga jual produk ban yang dilakukan sejak tahun lalu. Penyesuaian harga jual ini tak lepas dari lonjakan harga bahan baku ban, seperti karet alam, karet sintesis, ataupun kain ban. Kenaikan harga komoditas energi seperti minyak mentah juga membawa dampak bagi kelangsungan produksi ban, sehingga sentimen ini turut dipertimbangkan oleh GJTL. Walau tidak dirinci, Manajemen GJTL menyebut besaran kenaikan harga jual ban mereka berbeda-beda atau disesuaikan dengan segmen produk yang bersangkutan. Pihak GJTL juga mengaku tidak bisa membebankan seluruh potensi kenaikan harga jual produk bannya kepada konsumen akhir. “Setidaknya strategi penyesuaian harga jual produk ini membuat profitabilitas kami lebih stabil,” kata Kisyuwono. Dia tidak bisa memastikan apakah strategi demikian akan berlanjut pada tahun ini. Pasalnya, GJTL juga harus memonitor terlebih dahulu perkembangan harga bahan baku dan permintaan pasar.
Baca Juga: Bisnis Emiten Komponen Otomotif Melejit, Berikut Rekomendasi Saham yang Menarik Di luar itu, Manajemen GJTL yakin kinerjanya akan terus tumbuh positif selepas kuartal pertama. Hingga akhir tahun nanti, penjualan GJTL ditargetkan tumbuh sekitar 10%-15%. Selain didorong oleh permintaan ban di pasar replacement, ekspektasi kenaikan kinerja GJTL juga dipengaruhi oleh optimisme meredanya resesi ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, terutama ketika memasuki kuartal ketiga dan keempat mendatang.
“Untuk saat ini, pasar ekspor memang masih cukup gonjang-ganjing,” imbuh Kisyuwono. Penjualan ekspor GJTL per kuartal I-2023 didominasi ke pasar Amerika sebanyak 54%, kemudian diikuti oleh pasar Eropa (28%), Asia (12%), Timur Tengah (3%), dan lainnya (3%). Lantas, untuk memastikan target kinerjanya terpenuhi, GJTL berkomitmen untuk terus menjalankan bisnisnya secara efisien dan menjaga utilitas fasilitas produksinya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi