KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, kredit sindikasi konsisten mengalami penurunan. Namun di tahun ini, perbankan pun melihat kredit sindikasi bisa meningkat dengan tertolong proyek-proyek strategis nasional yang bakal berlanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun 2024, kesepakatan kredit sindikasi dari sisi
mandated lead arranger (MLA) mencapai US$ 31,8 miliar atau turun 4,6% secara tahunan (YoY). Pada tahun sebelumnya, kesepakatan sindikasi juga turun sedikit lebih dalam sekitar 4,7% YoY.
Mengawali tahun 2025, beberapa bank pelat merah dan bank daerah telah melakukan kredit sindikasi untuk proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Jalan Trans Papua. Di mana, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berperan sebagai bagian dari
Joint Mandate Lead Arrangers and Bookrunners (JMLABs).
Adapun, total nilai sindikasi tersebut mencapai Rp 2,6 triliun, yang terdiri dari pembiayaan dengan skema konvensional senilai Rp 2,36 triliun dan pembiayaan dengan skema syariah sebesar Rp 300 miliar.
Baca Juga: Bank BJB jadi JMLA dalam Fasilitas Kredit Sindikasi untuk Pindo Deli Presiden Direktur BNI Royke Tumilaar memproyeksikan kredit sindikasi di tahun ini akan meningkat seiring dengan rencana pemerintah untuk melanjutkan proyek strategis nasional seperti infrastruktur, transportasi, energi terbarukan, serta proyek digital dan teknologi.
Oleh karena itu, ia bilang BNI bakal fokus untuk menyalurkan kredit sindikasi pada proyek-proyek prioritas tersebut. BNI sendiri di 2024 tercatat satu-satunya bank pelat merah yang mengalami peningkatan untuk
market share kredit sindikasi yaitu naik 1,15% YoY menjadi 15,09%.
“Mengawali tahun ini, beberapa permohonan sudah masuk terutama di sektor energi, infrastruktur dan teknologi,” ujarnya kepada Kontan (9/1).
Baca Juga: Ini Penyebab Kredit Sindikasi Turun saat Kredit Korporasi Mampu Tumbuh Sementara itu, Direktur Wholesale & Institution Business BRI Agus Noorsanto mengungkapkan langkah BRI untuk ikut kredit sindikasi terhadap proyek-proyek pemerintah dikarenakan sejalan dengan visi BRI untuk terus berkontribusi dalam pemerataan pembangunan yang berkelanjutan di seluruh Indonesia
Sepanjang tahun 2024, BRI mencatat kesepakatan kredit sindikasi mencapai 9 kesepakatan dengan nilai US$ 1,96 miliar. Ini sedikit menurun dari periode tahun sebelumnya yang bisa mencapai US$ 2,9 miliar.
“Kolaborasi dalam proyek sindikasi KPBU Pembangunan Jalan Trans Papua ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat untuk mendukung keberhasilan proyek strategis lainnya melalui skema KPBU di masa mendatang,” kata dia.
Baca Juga: Menakar Kemampuan BTN dan BRI Pimpin Pembiayaan Sindikasi Program 3 Juta Rumah EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn bilang pihaknya turut mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti di bidang infrastruktur, konstruksi, energi dan power serta lainnya.
Per Desember 2024, Hera menyebutkan BCA mengelola kredit sindikasi sebesar Rp 142,11 triliun dengan porsi partisipasi BCA dalam kredit sindikasi tersebut sebesar Rp 41,42 triliun. Menurutnya, tren penyaluran kredit sindikasi sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 4,95% YoY pada kuartal III/2024.
“BCA turut berpartisipasi dalam kredit sindikasi dengan senantiasa mempertimbangkan faktor
risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA,” pungkas Hera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih