KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pariwisata di Banyuwangi semakin berkembang. Kawah ijen dan Baluran merupakan salah satu andalan pariwasata Banyuwangi. "Image kota kami dulu tidak bagus. Ya kalau cari dukun atau tukang santet, ya di Banyuwangi. Inilah yang menjadi PR utama bagi kami. Dimana sekarang tag line kami dulu kota mistik, skarang kota Majestic," ungkap Bupati Kabupaten Banyuwangi Azwar Anas kepada Kontan.co.id pada Rabu (14/11) di Jakarta. Maka Azwar menilai program konektivitas menjadi penting. Tidak hanya soal jalan dan bangunan. Namun juga akses udara. Azwar mengenang dulu tidak ada pesawat ke Banyuwangi. Pertama kali pesawat dioperasikan dalam satu tahun hanya 600.000 orang, saat ini terdapat 4,3 juta orang terbang ke Banyuwangi per tahun. Perbandingan lain, bila dulu tidak ada penerbangan sekarang sudah ada 6 kali penerbangan. Yakni 3 kali dari Jakarta dan 3 kali dari Surabaya setiap hari. Hal ini terus mendorong pariwisata Banyuwangi. "Dulu pendapatan asli daerah (PAD) Banyuwangi secara keseluruhan hanya Rp 90 miliar. Saat ini Rp 550 miliar. Kontribusi pariwisata naik dari 1% menjadi 12%," tutur Azwar. Saat ini, Azwar bilang pemkab bersama swasta tengah mengarap membangun cable car ke Kawah Ijen. Azwar berharap pemerintah pusat memberikan izin agar investor dapat segera membangun proyek ini. Tak hanya itu di sektor perhotelan, Azwar menyatakan bahwa tingkat okupansi hotel di Banyuwangi di atas 80%. Bahkan Azwar mengaku pada waktu tertentu, Banyuwangi kekurangan hotel. "Saat ini, swasta tengah membangun empat hotel besar di Banyuwangi. Kita sebisa mungkin yang mengerjakan pariwisata adalah masyarakat dan sawasta," terang Azwar. Agar setiap daerah dapat mempromosikan potensi Wisata, Azwar juga memasang fiber optik di setiap desa melalui program Smart Kampung. "Sekarang anak-anak sudah bisa membuat dan memasarkan produk dari desa wisata melalui sosial media. Sudah ada 133 desa terpasang fiber optik. Targetnya semua desa dapat dialiri fiber optik," kata Azwar. Melalui program ini, Azwar mengatakan bila dahulu pendapat per kapita masyarakat Banyuwangi Rp 20 juta per orang setiap tahun. Namun saat pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi 41 juta pertahun.
Andalkan wisata, Banyuwangi akan bangun cable car
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pariwisata di Banyuwangi semakin berkembang. Kawah ijen dan Baluran merupakan salah satu andalan pariwasata Banyuwangi. "Image kota kami dulu tidak bagus. Ya kalau cari dukun atau tukang santet, ya di Banyuwangi. Inilah yang menjadi PR utama bagi kami. Dimana sekarang tag line kami dulu kota mistik, skarang kota Majestic," ungkap Bupati Kabupaten Banyuwangi Azwar Anas kepada Kontan.co.id pada Rabu (14/11) di Jakarta. Maka Azwar menilai program konektivitas menjadi penting. Tidak hanya soal jalan dan bangunan. Namun juga akses udara. Azwar mengenang dulu tidak ada pesawat ke Banyuwangi. Pertama kali pesawat dioperasikan dalam satu tahun hanya 600.000 orang, saat ini terdapat 4,3 juta orang terbang ke Banyuwangi per tahun. Perbandingan lain, bila dulu tidak ada penerbangan sekarang sudah ada 6 kali penerbangan. Yakni 3 kali dari Jakarta dan 3 kali dari Surabaya setiap hari. Hal ini terus mendorong pariwisata Banyuwangi. "Dulu pendapatan asli daerah (PAD) Banyuwangi secara keseluruhan hanya Rp 90 miliar. Saat ini Rp 550 miliar. Kontribusi pariwisata naik dari 1% menjadi 12%," tutur Azwar. Saat ini, Azwar bilang pemkab bersama swasta tengah mengarap membangun cable car ke Kawah Ijen. Azwar berharap pemerintah pusat memberikan izin agar investor dapat segera membangun proyek ini. Tak hanya itu di sektor perhotelan, Azwar menyatakan bahwa tingkat okupansi hotel di Banyuwangi di atas 80%. Bahkan Azwar mengaku pada waktu tertentu, Banyuwangi kekurangan hotel. "Saat ini, swasta tengah membangun empat hotel besar di Banyuwangi. Kita sebisa mungkin yang mengerjakan pariwisata adalah masyarakat dan sawasta," terang Azwar. Agar setiap daerah dapat mempromosikan potensi Wisata, Azwar juga memasang fiber optik di setiap desa melalui program Smart Kampung. "Sekarang anak-anak sudah bisa membuat dan memasarkan produk dari desa wisata melalui sosial media. Sudah ada 133 desa terpasang fiber optik. Targetnya semua desa dapat dialiri fiber optik," kata Azwar. Melalui program ini, Azwar mengatakan bila dahulu pendapat per kapita masyarakat Banyuwangi Rp 20 juta per orang setiap tahun. Namun saat pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi 41 juta pertahun.