Setelah sukses di usaha penyewaan personal computer (PC), Andi Sudanto melebarkan sayap bisnis mendirikan penyewaan alat fotografi pada 2007. Dengan modal Rp 300 juta, bisnis penyewaan alat fotografi itu kini mampu mendulang omzet Rp 100 juta per bulan. Pelanggan Andi adalah para penggemar fotografi.Sukses membangun bisnis penyewaan personal computer (PC), Andi Susanto tak lantas berpuas diri. Ia malah semakin bersemangat untuk menguji keberuntungannya dengan mengembangkan bisnis baru, yaitu usaha penyewaan alat fotografi. Dengan mengusung bendera PT Megawastu Digital, Andi menawarkan jasa sewa peralatan fotografi itu sejak 2007. Lewat situs sewakamera.com, Andi memasarkan beragam jenis kamera untuk disewakan, mulai kamera digital single lens reflex (DSLR) hingga kamera non DSLR, termasuk kamera untuk video. Tak hanya itu, Andi juga memperkaya jasa sewa alat fotografi itu dengan beragam aksesori fotografi, seperti lensa, filter, flash, studio lighting, tripod, layar background, baterai, printer foto, hingga kostum untuk model foto. Keputusan Andi membuka jasa sewa kamera itu terinspirasi dari hobinya di bidang fotografi. Pria berusia 42 tahun itu menyenangi fotografi sejak 2004, kala itu ia aktif dalam kegiatan salah satu komunitas foto di Jakarta. Di komunitas fotografi itulah Andi menemukan ide membuka usaha penyewaan alat fotografi. Ia melihat banyak peralatan fotografi yang dibutuhkan penggemar fotografi. "Saat itulah saya kepikiran membuat usaha penyewaan alat fotografi, apalagi saat itu penyewaan alat fotografi masih langka," terang Andi.Walaupun ada yang menyewakan alat fotografi, tapi hanya bisa dirasakan oleh segelintir orang. "Saat itu banyak fotografer hanya memanfaatkan pinjam-meminjam peralatan dari teman," terang Andi.Sebelum memutuskan untuk membuka usaha sewa alat fotografi itu, Andi terlebih dahulu melakukan survei pasar. Hasilnya, Andi menemukan banyak penggemar fotografi tetapi tidak memiliki peralatan fotografi yang lengkap. "Kelompok inilah konsumen saya," ucap Andi. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Andi lantas mendirikan usaha penyewaan alat fotografi itu. Dengan modal Rp 300 juta, ia membeli beberapa buah kamera DSLR, lensa serta aksesori kamera secukupnya. Untuk mendapatkan pelanggan, Andi buka kantor di Jakarta dan kantor cabang di Bali. Ia sengaja buka cabang di Bali karena Bali adalah daerah tujuan wisata yang kerap jadi tujuan memotret bagi fotografer. Setiap pekan, Andi melayani sedikitnya 100 penyewa kamera, lensa atau aksesori fotografi lainnya. Para penyewa itu berasal dari Jabodetabek dan Bali. Untuk harga sewa alat fotografi seperti kamera, Andi mematok tarif mulai Rp 130.000 per hari sampai jutaan rupiah. Harga tergantung dari jenis kamera yang disewa. Semakin berkualitas kamera itu tentu semakin mahal tarif sewanya. Adapun tarif sewa lensa, Andi mematok seharga Rp 25.000 sampai dengan Rp 560.000 per hari, tergantung ukuran dan harga lensa yang disewakan tersebut. "Sekarang ini saya punya 200 ragam jenis lensa yang bisa disewakan," jelas Andi.Dari jasa sewa alat fotografi tersebut, Andi setidaknya mampu mendulang omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Omzet itu tidak hanya datang dari jasa penyewaan saja, tetapi juga dari denda keterlambatan sewa sampai dengan biaya ganti rugi jika terjadi kerusakan alat oleh si penyewa. Andi mencatat, sejak memulai usaha ia sudah melayani 4.000 pelanggan. "Kebanyakan dari mereka adalah fotografer profesional, tapi tentu ada juga yang amatir," ungkap Andi. Menurut Andi, bisnis penyewaan fotografi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi. Maraknya media sosial juga ikut mempopulerkan fotografi. "Semakin banyak penggemar fotografi, semakin berkembang juga usaha penyewaan kami ini," kata dia.Namun begitu, untuk menekuni bisnis penyewaan alat fotografi memiliki risiko. Sebab, usaha penyewaan alat ini butuh modal besar karena harga alat fotografi tersebut terbilang mahal. Jika tidak hati-hati, alat yang akan disewakan itu bisa rusak atau bahkan raib dibawa oleh si penyewa yang tak bertanggung jawab. "Maka itu kami mewajibkan adanya identitas bagi si penyewa alat kami," kata Andi. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Andi Susanto: Awalnya hobi memotret, kini jadi bisnis (3)
Setelah sukses di usaha penyewaan personal computer (PC), Andi Sudanto melebarkan sayap bisnis mendirikan penyewaan alat fotografi pada 2007. Dengan modal Rp 300 juta, bisnis penyewaan alat fotografi itu kini mampu mendulang omzet Rp 100 juta per bulan. Pelanggan Andi adalah para penggemar fotografi.Sukses membangun bisnis penyewaan personal computer (PC), Andi Susanto tak lantas berpuas diri. Ia malah semakin bersemangat untuk menguji keberuntungannya dengan mengembangkan bisnis baru, yaitu usaha penyewaan alat fotografi. Dengan mengusung bendera PT Megawastu Digital, Andi menawarkan jasa sewa peralatan fotografi itu sejak 2007. Lewat situs sewakamera.com, Andi memasarkan beragam jenis kamera untuk disewakan, mulai kamera digital single lens reflex (DSLR) hingga kamera non DSLR, termasuk kamera untuk video. Tak hanya itu, Andi juga memperkaya jasa sewa alat fotografi itu dengan beragam aksesori fotografi, seperti lensa, filter, flash, studio lighting, tripod, layar background, baterai, printer foto, hingga kostum untuk model foto. Keputusan Andi membuka jasa sewa kamera itu terinspirasi dari hobinya di bidang fotografi. Pria berusia 42 tahun itu menyenangi fotografi sejak 2004, kala itu ia aktif dalam kegiatan salah satu komunitas foto di Jakarta. Di komunitas fotografi itulah Andi menemukan ide membuka usaha penyewaan alat fotografi. Ia melihat banyak peralatan fotografi yang dibutuhkan penggemar fotografi. "Saat itulah saya kepikiran membuat usaha penyewaan alat fotografi, apalagi saat itu penyewaan alat fotografi masih langka," terang Andi.Walaupun ada yang menyewakan alat fotografi, tapi hanya bisa dirasakan oleh segelintir orang. "Saat itu banyak fotografer hanya memanfaatkan pinjam-meminjam peralatan dari teman," terang Andi.Sebelum memutuskan untuk membuka usaha sewa alat fotografi itu, Andi terlebih dahulu melakukan survei pasar. Hasilnya, Andi menemukan banyak penggemar fotografi tetapi tidak memiliki peralatan fotografi yang lengkap. "Kelompok inilah konsumen saya," ucap Andi. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Andi lantas mendirikan usaha penyewaan alat fotografi itu. Dengan modal Rp 300 juta, ia membeli beberapa buah kamera DSLR, lensa serta aksesori kamera secukupnya. Untuk mendapatkan pelanggan, Andi buka kantor di Jakarta dan kantor cabang di Bali. Ia sengaja buka cabang di Bali karena Bali adalah daerah tujuan wisata yang kerap jadi tujuan memotret bagi fotografer. Setiap pekan, Andi melayani sedikitnya 100 penyewa kamera, lensa atau aksesori fotografi lainnya. Para penyewa itu berasal dari Jabodetabek dan Bali. Untuk harga sewa alat fotografi seperti kamera, Andi mematok tarif mulai Rp 130.000 per hari sampai jutaan rupiah. Harga tergantung dari jenis kamera yang disewa. Semakin berkualitas kamera itu tentu semakin mahal tarif sewanya. Adapun tarif sewa lensa, Andi mematok seharga Rp 25.000 sampai dengan Rp 560.000 per hari, tergantung ukuran dan harga lensa yang disewakan tersebut. "Sekarang ini saya punya 200 ragam jenis lensa yang bisa disewakan," jelas Andi.Dari jasa sewa alat fotografi tersebut, Andi setidaknya mampu mendulang omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Omzet itu tidak hanya datang dari jasa penyewaan saja, tetapi juga dari denda keterlambatan sewa sampai dengan biaya ganti rugi jika terjadi kerusakan alat oleh si penyewa. Andi mencatat, sejak memulai usaha ia sudah melayani 4.000 pelanggan. "Kebanyakan dari mereka adalah fotografer profesional, tapi tentu ada juga yang amatir," ungkap Andi. Menurut Andi, bisnis penyewaan fotografi akan terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi. Maraknya media sosial juga ikut mempopulerkan fotografi. "Semakin banyak penggemar fotografi, semakin berkembang juga usaha penyewaan kami ini," kata dia.Namun begitu, untuk menekuni bisnis penyewaan alat fotografi memiliki risiko. Sebab, usaha penyewaan alat ini butuh modal besar karena harga alat fotografi tersebut terbilang mahal. Jika tidak hati-hati, alat yang akan disewakan itu bisa rusak atau bahkan raib dibawa oleh si penyewa yang tak bertanggung jawab. "Maka itu kami mewajibkan adanya identitas bagi si penyewa alat kami," kata Andi. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News