Berakhirnya masa puasa dan libur lebaran tak urung melegakan Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro. Alasan Andreas sangatlah unik. Pada hari biasa, ia bisa bermain basket di kawasan Hangar Pancoran. Biasanya, setiap Selasa malam pukul 19.00, pria kelahiran Jakarta 12 September 1968 itu bermain basket bersama dengan para anak buahnya di kantor, termasuk office boy. Nah, selama bulan puasa, lulusan Master University of Western Illinois, Amerika Serikat ini, tidak lagi punya teman bermain. Tumbuh dalam keluarga yang kebanyakan anggotanya adalah atlet basket, membakar semangat Andreas untuk juga menjadi atlet basket. Sayangnya, cita-cita masa kecil Andreas kandas lantaran tubuhnya tak sesuai harapannya. “Pemain basket kan harus tinggi,” kata Andreas sambil tertawa, beberapa waktu lalu.
Andreas lepas jabatan di lapangan basket
Berakhirnya masa puasa dan libur lebaran tak urung melegakan Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro. Alasan Andreas sangatlah unik. Pada hari biasa, ia bisa bermain basket di kawasan Hangar Pancoran. Biasanya, setiap Selasa malam pukul 19.00, pria kelahiran Jakarta 12 September 1968 itu bermain basket bersama dengan para anak buahnya di kantor, termasuk office boy. Nah, selama bulan puasa, lulusan Master University of Western Illinois, Amerika Serikat ini, tidak lagi punya teman bermain. Tumbuh dalam keluarga yang kebanyakan anggotanya adalah atlet basket, membakar semangat Andreas untuk juga menjadi atlet basket. Sayangnya, cita-cita masa kecil Andreas kandas lantaran tubuhnya tak sesuai harapannya. “Pemain basket kan harus tinggi,” kata Andreas sambil tertawa, beberapa waktu lalu.