Andritz Hydro suplai Proyek PLTA jumbo



JAKARTA. Megaproyek 35.000 megawatt (MW) dengan bauran energi baru dan terbarukan membawa berkah bagi produsen komponen pembangkit, PT Andritz Hydro. Sampai kuartal I-2017, perusahaan asal Austria ini sudah mendapatkan kontrak penyediaan komponen kelistrikan di tiga proyek besar.

Hari Hartono Installation and Service Division Manager PT Andritz Hydro, mengatakan, PLN telah mengumumkan bahwa Andritz Hydro sebagai peserta lelang dengan penawaran terendah di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan berkapasitas 4x260 MW. "Dapat kami katakan bahwa Andritz Hydro telah menyelesaikan contract discussios, namun sampai dengan saat ini belum ada penandatanganan kontrak," kata dia kepada KONTAN, Rabu (29/3).

Kata Hari, untuk pekerjaan di PLTA Upper Cisokan, Andritz menyediakan pump, turbine, generator, switch yard, motor & auxiliary equipment.


Lalu, Andritz juga telah menandatangani contract discussions agreement proyek PLTA Asahan III dengan kapasitas 2 x 89 MW. Namun dengan adanya permasalahan pembebasan lahan yang dilakukan PT PLN sehingga sampai saat ini perusahaan belum menandatangani kontrak untuk proyek Asahan itu. Di proyek tersebut pihaknya akan menyuplai pintu air, penstock, dan accessories. Menurut Hari. pihaknya tidak akan berhenti mengikuti lelang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bahkan untuk pembangkit air di bawah 30 MW, perusahaan juga aktif mengikuti tender. "Kami tidak mengenal break, yang kecil juga kami ikut," katanya.

Selain itu perusahaan mendapat kontrak dari PLTA Peusangan 1 dan 2 di Takengon, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan kapasitas masing-masing 2x22,5 MW dan 2x21,5 MW. "Kami akan menyuplai turbine, generator & auxiliary equipment, serta switch yard di sana," ungkap Hari.

Heri mengklaim, perusahaannya adalah penguasa market di bisnis peralatan PLTA. "Pangsa pasar kami 70% di Indonesia," ungkap dia. Saat ini perusahaan sudah menyuplai peralatan komponen listrik ke pembangkit dengan kapasitas total mencapai 5.258 MW.

Dari sisi investor pembangkit yang tertekan adalah listrik swasta (IPP) yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di bawah 10 MW. Harga jual listrik sudah ditentukan dan harus di luar Jawa jika ingin harga tinggi.

Namun, untuk PLTA di atas 10 MW harga listriknya negosiasi dengan PLN, sehingga investasinya sedang semarak. "Kami sudah menddapat kontrak dari Posco Korea dan Jepang, mereka marak membangun PLTA," ujarnya.

Andritz juga menyuplai komponen pembangkit Cirata I dan Cirata II berkapasitas 1.040 MW. Lalu ada puluhan lagi PLTMH dan PLTA yang menjadi klien Andritz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini