Aneka Tambang (ANTM) bidik 26% saham Nusa Halmahera, begini rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 2019, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berupaya melakukan banyak ekspansi bisnis. Salah satunya adalah anggota indeks Kompas100 ini, siap menyerap 26% saham PT Nusa Halmahera Minerals (NHM).

Saat ini, Antam tengah mengkaji nilai saham dari pertambangan emas yang beroperasi di Gosowong, Maluku Utara tersebut dan menargetkan bisa selesai pada Kuartal II tahun ini.

Selain itu, Antam juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 120 miliar yang mana sebagian juga akan digunakan untuk eksplorasi emas. Lantaran tambang di Pongkor mulai menipis. Salah satunya adalah dengan mengeksplorasi tambang emas di Papua yang izinnya sudah diperoleh.


Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, saat ini cash flow Antam masih cukup kuat. EBITDA nya masih dapat menutup beban keuangan, apabila perseroan memutuskan menambah pembiayaan dari instrumen utang. "Maka menurut saya, ekspansi akan tetap bisa terlaksana," ujarnya, Rabu (24/4).

Dari sisi saham, ia merekomendasikan beli saham Antam dengan target harga jangka panjang di level Rp 1.100 per saham. Pada penutupan hari ini harga saham Antam turun 1,12% ke level Rp 880 per saham.

Antam mengantongi pendapatan Rp 25,24 triliun pada 2018 atau naik 99,48% dari Rp 12,65 triliun pada 2017. Beban pokok penjualan juga naik 97,69% senilai Rp 21,76 triliun pada 2018 dari Rp 11 triliun pada 2017.

Adapun pertumbuhan EBITDA Antam di akhir 2018 mencapai 49% menjadi Rp 3,33 triliun dibanding akhir 2017 yang sebesar Rp 2,23 triliun. Maka, Antam tetap mengamankan laba bersih sebesar Rp 874,42 miliar pada akhir 2018 atau naik 540,60% dari Rp 136,50 miliar pada 2017.

Total aset Antam naik 11% dari Rp 30,01 triliun di akhir 2017 menuju Rp 33,30 triliun di akhir 2018. Dengan kas dan setara kas sebesar Rp 4,29 triliun atau turun 23% dari Rp 5,55 triliun di akhir 2018.

Liabilitas Antam di akhir 2018 naik 18% menjadi Rp 13,56 triliun dari Rp 11,52 triliun di akhir 2017. Sementara ekuitas tercatat naik 7% dari Rp 18,49 triliun menjadi Rp 19,73 triliun di akhir 2018.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli