KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) membidik produksi emas sebesar 958 kilogram (kg) pada tahun 2024 ini. Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang, Syarif Faisal Alkadrie, mengatakan, pihaknya bakal mengoptimalkan kinerja perusahaan untuk mencpaai target tersebut. "Periode Januari-Maret 2024 total volume produksi emas tercatat 166 kg. Antam terus melakukan inovasi dalam bidang produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," jelas Faisal kepada Kontan, Senin (13/5).
Baca Juga: Bagikan Seluruh Laba, Ini Jadwal Pembayaran Dividen Aneka Tambang (ANTM) Meski demikian, Faisal belum bisa merinci lebih jauh alokasi belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini. Asal tahu saja, target produksi emas pada tahun 2024 yang sebesar 958 kg masih lebih rendah ketimbang realisasi produksi tahun 2023 yang sebesar 1.208 kg emas atau setara 38.838 oz. Selain mendorong kinerja operasional, Antam juga tengah berfokus merampungkan sejumlah proyek strategis yang sedang dilaksanakan antara lain pembangunan Pabrik Feronikel di Halmahera Timur, pengembangan baterai kendaraan listrik dan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah. Kontan mencatat, Antam menyiapkan investasi sekitar Rp 4,5 triliun pada tahun 2024. Dana tersebut akan dipakai untuk menggarap rencana usaha ANTM baik secara organik maupun anorganik.
Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Wirantaya mengungkapkan alokasi dana investasi tersebut telah mempertimbangkan kondisi keuangan ANTM dan proyeksi (forecasting) kinerja pada tahun ini.
Baca Juga: Emiten Besar Masih Ramai Bagi Dividen, Cermati Rekomendasi Saham Berikut Ini "Juga cash flow yang kami miliki dari tahun 2023, perusahaan masih optimistis mampu mendanai investasi sampai akhir tahun 2024," kata Dewa dalam konferensi pers, beberapa waktu lalu. Dari anggaran Rp 4,5 triliun tersebut, Dewa membeberkan bahwa ANTM mengalokasikan sekitar Rp 1 triliun untuk keperluan eksplorasi tambang. Sebesar Rp 2 triliun untuk investasi di anak usaha, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan investasi rutin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli