Aneka Tambang (ANTM) membidik pertumbuhan penjualan dobel digit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) sepertinya masih akan mendulang kinerja positif. Pada tahun 2019, komoditas nikel akan mengalami tren kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan nikel untuk kebutuhan stainless steel seri 300 di pasar China dan permintaan nikel untuk kebutuhan kendaraan listrikdi dunia.

Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo menilai, naiknya permintaan ini mengakibatkan supply dan demand nikel menjadi tidak seimbang yang pada akhirnya menaikkan harga nikel. Sedangkan untuk komoditas emas, permintaan dunia masih akan stabil seperti tahun 2018 yaitu untuk kebutuhan perhiasan, portofolio investasi, deposit perbankan dan industrial lainnya.

Tak dipungkiri harga emas juga dapat terpengaruh oleh ketidakstabilan pasar finansial, kebijakan moneter, dollar Amerika Serikat (AS), serta perubahan struktur ekonomi dunia. Mengingat AS tengah menghadapi gonjang-ganjing ekonomi. Ditambah shutdown yang dilakukan pemerintah AS hingga lebih dari sebulan, membuat indeks dollar melemah. “Emas sebagai instrumen safe haven akhirnya dilirik investor,” kata Arie beberapa hari lalu.


Arie masih optimistis memandang pertumbuhan ANTM, terutama dari sisi produksi dan penjualan komoditas di tahun ini. ANTM menargetkan produksi feronikel sebesar 30.280 TNi naik 23% dari 2018. Sedangkan target penjualannya sebesar 30.280 TNi , naik 22% dari tahun lalu.

Untuk produk bijih nikel, target produksi 2019 sebesar 10,5 juta WMT, naik 14% dari 2018. Sementara target penjualan sebesar 8 juta WMT, naik 18% dari periode sama tahun lalu. ANTM menargetkan produksi bauksit 3,1 juta WMT, naik 152% dari tahun lalu. Target penjualan tahun ini sebesar 3,2 juta WMT, naik 140% dari tahun kemarin.

Sementara produk unggulannya yakni emas, ditargetkan dapat memproduksi 2 ton, sama seperti tahun lalu. Dengan target penjualan sebesar 32 ton, naik 23% dari 2018. Seluruh target penjualan ANTM ini tumbuh dobel digit jika dibandingkan dengan tahun lalu. 

Mengutuip situs logammulia.com pada Jumat (1/2), harga emas ANTM berada di level Rp 666.000 per gram. Angka ini turun Rp 4.000 dibanding dengan hari sebelumnya yakni Rp 670.000 per gram.

Arie mengatakan untuk komoditas emas, volatilitas harga menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja penjualan ANTM. Tapi, masih ada faktor lainnya seperti biaya tunai operasi, inovasi nilai tambah produk dan sebagainya yang juga berkontribusi pada penjualan perusahaan.

Tahun lalu, ANTM melakukan beberapa inovasi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas emasnya seperti dengan menerbitkan edisi emas Imlek, emas motif batik seri 2 serta emas dengan kemasan baru.

Hingga kuartal III 2018, penjualan emas masih mendominasi nilai penjualan ANTM sebesar 70% dari total penjualan, yang diikuti oleh produk feronikel, bijih nikel dan bijih bauksit. “Hingga akhir tahun 2018, komposisi secara umum masih didominasi oleh penjualan komoditas emas,” Ucap Arie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati