Aneka Tambang (ANTM) Memproyeksikan Kinerja Tumbuh Konservatif Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memasang target tidak muluk-muluk tahun ini. Emiten pertambangan logam ini menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun ini akan tumbuh konservatif alias sama dengan tahun lalu.

Salah satu penyebabnya adalah penurunan harga komoditas. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan mengatakan, harga komoditas logam pada kuartal pertama memang masih cukup tinggi. Namun, Antam melihat adanya penurunan harga komoditas pada kuartal kedua ini.

“Jadi untuk tahun 2023 kami cukup konservatif bahwa target pendapatan mungkin tidak terlalu jauh dengan apa yang kita capai di tahun lalu,” kata Elisabeth.


Baca Juga: Rasio Dividen Aneka Tambang (ANTM) Tak Berubah, Jumlahnya Naik 105,18% dari 2021

Pun demikian dengan laba bersih yang diproyeksi sama dengan tahun lalu. Sebab, selain adanya penurunan harga komoditas logam, ANTM  juga melihat harga komoditas energi masih cukup tinggi.

Namun, ANTM melihat pencapaian kinerja sejauh ini masih cukup baik. Emiten pelat merah ini membukukan laba bersih Rp1,66 triliun, tumbuh 13% dari laba periode berjalan kuartal pertama 2022 sebesar Rp 1,47 triliun.

Kenaikan laba bersih ANTM sejalan dengan kenaikan pendapatan. Pada kuartal pertama 2023, total penjualan ANTM tercatat sebesar Rp 11,59 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 9,75 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Larang Ekspor Bauksit, Ini Dampaknya Terhadap Kinerja Aneka Tambang (ANTM)

Tahun ini, ANTM menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) yang cukup jumbo, yaitu sekitar Rp 10 triliun sampai Rp 14 triliun. Capex jumbo ini seiring inisiatif ANTM di proyek baterai kendaraan listrik.

Namun, sampai dengan kuartal pertama 2023, realisasi serapan capex masih relatif rendah, di kisaran Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Kata Elisabeth, masih rendahnya serapan capex ini disebabkan inisiatif proyek strategis biasanya baru akan terealisasi di semester kedua tahun berjalan.

“Karena memang di semester pertama masih ada proses pengadaan dan lain sebagainya,” pungkas Elisabeth. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati