KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) masih berfokus untuk mengoptimalkan operasional di sisa akhir tahun ini. SVP Corporate Secretary ANTM Yulan Kustiyan mengatakan, perusahaan ini optimis mampu kembali mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun seiring dengan kualitas produk komoditas nikel ANTM yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Baik itu pasar global untuk komoditas feronikel dan pasar domestik untuk komoditas bijih nikel. Saat ini, produk feronikel ANTM memiliki pasar di India, Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan sementara untuk produk bijih nikel diserap pasar domestik.
Menilik laporan produksi pada Januari-September 2021, Antam berhasil membukukan volume produksi feronikel
unaudited sebesar 19.097 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan
unaudited mencapai 18.880 TNi, nilai ini terpantau stabil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 sebanyak 19.113 TNi.
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 8.000 ke Rp 951.000 per gram pada hari ini (11/11) Sedangkan, jika berdasarkan data kuartal ketiga 2021 saja, emiten pertambangan ini berhasil mencetak kenaikan penjualan feronikel sebanyak 5% menjadi 6.812 TNi, ketimbang dengan pada tahun sebelumnya dari 6.479 TNi . Yulan melanjutkan, Antam juga melihat pertumbuhan permintaan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik. "Antam optimis akan mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk mendukung hal tersebut, ANTAM melalui UBPP Logam Mulia melakukan adaptasi pasar dengan menerapkan sistem transaksi logam mulia secara online melalui www.logammulia.com dan aplikasi chat online," papar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (11/11). Pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, Antam mencatatkan volume penjualan emas
unaudited sebesar 19,871 kg atau 638.867 troi ons atau naik sekitar 34% yoy. Selain itu, tingkat produksi emas ANTM juga mencapai 1.162 kg atau 37.359 troy ons.
Baca Juga: Kinerja emiten BUMN mulai membaik, ini saham-saham jagoan analis Yulan menambahkan, ANTAM terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas secara online. Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi, ANTAM menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten. Sejalan dengan strategi ANTAM untuk memperluas segmen pasar emas di dalam negeri, Antam bersama entitas anak PT Abuki Jaya Stainless Indonesia dan PT Hartadinata Abadi Tbk (
HRTA) bersinergi meluncurkan dua produk emas inovatif, yaitu EmasKITA dan Kencana.
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini Antam sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun. Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun pada tahap 1. ANTAM berkomitmen akan terus berfokus pada ekspansi pengolahan mineral bersifat hilir, melakukan perluasan basis cadangan dan sumber daya, menjalin kemitraan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang ada. Selain itu, emiten ini juga menurunkan lebih lanjut cash cost dan meningkatkan daya saing biaya, serta peningkatan kinerja bisnis inti untuk meningkatkan revenue perusahaan.
Baca Juga: Ramai-ramai dorong ekosistem kendaraan listrik Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati