Aneka Tambang bidik produksi feronikel naik lebih dari 10% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membidik produksi feronikel tahun ini bisa naik lebih dari 10%. Perusahaan plat merah ini  akan berupaya meningkatkan produktivitas agar target tersebut bisa tercapai.

Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama ANTM menyatakan pihaknya akan menjaga peningkatan dan kemampuan produksi feronikel. Sebab, selama ini komoditas tersebut menjadi andalan perusahaan. “Seperti diketahui, sebenarnya kapasitas kita bisa 28.000 ton, tapi selama ini produksinya baru di level 21.700 pada tahun lalu,” kata Arie di Jakarta, Kamis (12/4).

Dia melanjutkan, produksi tahun lalu sekaligus menjadi produksi paling banyak sepanjang sejarah ANTM. Dalam kuartal I-2018, ANTM juga telah memproduksi sebanyak sekitar 6.000 ton feronikel. “Jadi artinya sudah 24.000 ton kalau dikalikan empat. Diharapkan bisa lebih dari 10% dibanding produksi tahun lalu,” ungkapnya.


Peningkatan tersebut dilakukan dengan peralatan yang sama. Sehingga yang ditingkatkan adalah produktivitasnya. Sebagai catatan, pada tahun lalu ANTM memproduksi feronikel sebanyak 21.762 ton nikel (TNi). Sedangkan penjualan feronikel tercatat sebesar 21.812 TNi.

Produksi bijih nikel pada 2017 sebesar 5,57 juta wet metric ton (WMT). Angka ini naik 241% dibandingkan dengan tahun 2016. Sedangkan penjualan bijih nikel mencapai 2,94 juta WMT, naik 299% dibandingkan 2016. Untuk produksi bauksit tercatat 648.431 WMT, tumbuh 269% dibandingkan 2016.

Sedangkan penjualan bauksit tercuci 838.069 WMT, naik 181% dibandingkan 2016. Produksi emas tercatat 1.967 kilogram, sedangkan penjualan emas tercatat 13,2 ton, tumbuh 29% dibandingkan tahun 2016.

Ekspor bijih nikel kadar rendah dan bauksit tercuci yang didapat perusahaan pada tahun 2017, menjadi stream revenue bagi ANTM. Penjualan bijih nikel kadar rendah berkontribusi Rp 1,37 triliun. Sedangkan penjualan bauksit tercuci sebesar Rp 398 miliar. Di sisi lain, pendapatan ANTM dari penjualan emas sebesar Rp 7,37 triliun atau naik 33% dibandingkan tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat