Angela Merkel Peringatkan Agar Tidak Terburu-buru Longgarkan Lockdown



KONTAN.CO.ID - DW. Senin (21/04), dalam konferensi video, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa pelonggaran pembatasan yang dilakukan minggu ini menyebabkan “terciptanya debat kusir“ di beberapa negara bagian Jerman mengenai bagaimana dan kapan kebijakan kuncian atau lockdown dicabut.

Peringatannya muncul ketika masyarakat Jerman berbondong-bondong pergi ke toko-toko untuk berbelanja pada hari Senin. Toko-toko kecil, dealer mobil dan sepeda, dan toko buku dibuka kembali, berdasarkan kesepakatan yang dicapai Merkel dengan para pemimpin negara bagian, Rabu (15/04) lalu.

Jerman merupakan negara dengan kasus positif COVID-19 tertinggi kelima di dunia. Tetapi kasus harian positif di sana mulai menurun menyusul langkah lockdown sebagian dan anjuran pembatasan sosial yang diterapkan mulai pertengahan bulan Maret lalu.


Diskusi tanpa akhir mengenai pelonggaran pembatasan, menurut Merkel, tidak membantu. Jerman harus tetap berhati-hati dan disiplin untuk menghindari risiko meningkatnya penularan COVID-19.

“Kami bertahan di awal pandemi dan masih jauh untuk keluar dari kondisi ini,“ kata Merkel kepada awak media di Berlin, Senin (20/04).

Merkel memberikan analogi dengan mengatakan bahwa akan “memalukan jika kita kembali tersandung dengan mata yang terbuka lebar.“

Ia pun memperingatkan para pemimpin negara bagian untuk tidak melonggarkan lockdown lebih lanjut. “Kita harus tetap waspada dan dispilin,” tegasnya

Trump tangguhkan imigrasi

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump akan menghentikan imigrasi ke AS untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona yang ia sebut dengan istilah “musuh tak kasat mata.”

“Mengingat serangan musuh yang tak terlihat, dan juga kebutuhan untuk melindung kegiatan warga Amerika yang hebat, saya akan menandatangani Perintah Eksekutif untuk menangguhkan imigrasi ke Amerika Serikat,“ cuit Trump lewatakun Twitter-nya Senin (20/04) tengah malam.

Selain itu Trump juga masih terus memberlakukan kebijakan pembatasan sosial ketat bagi warga Amerika. Warga yang marah menuntut agar lockdwon dilonggarkan mulai melakukan demo. Sebagaimana diberitakan kantor berita AFP, ratusan orang di Pennsylvania turun ke jalan membentangkan spanduk bertuliskan “Beri aku kebebasan atau beri aku kematian.“

“Orang-orang akan kelaparan, mereka akan bunuh diri, mereka akan kehilangan pekerjaan karena ini,“ ujar salah seorang warga.

Sedikitnya 22 juta orang di Amerika telah kehilangan pekerjaan sejak diterapkannya kebijakan lockdown. Beberapa negara bagian pun mulai pertimbangkan untuk melonggarkannya.

Resolusi PBB

Senin (20/04) seluruh negara anggota Majelis Umum PBB menyutujui resolusi hasil konsesi bersama yang isinya adalah menuntu akses, efisien, dan tepat waktu ke vaksin-vaksin yang tengah dikembangkan untuk memerangi virus corona COVID-19.

Resolusi yang dirancang oleh Meksiko ini, meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperkuat koordinasi di masa mendatang dalam mengatasi pandemi COVID-19 terutama di negara-negara berkembang.

Resolusi ini juga menggarisbawahi peran utama PBB dan mengoordinasikan respons global untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 dan mendukung peran krusial WHO, yang mendapat banyak kritik atas penanganan pandemi belakangan ini.

Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya terdapat 2.478.153 kasus positif COVID-19 di seluruh dunia, di mana Amerika merupakan negara dengan kasus terbanyak yakni lebih kurang 787.752 kasus. Lebih dari 651 ribu orang dinyatakan sembuh, dan sedikitnya 170.368 orang meninggal dunia.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti