JAKARTA. Pola manajemen pengelolaan anggaran oleh sejumlah pemerintah daerah sampai saat ini masih belum juga membaik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang seharusnya mereka gunakan untuk memakmurkan kehidupan rakyat, malah mereka hamburkan untuk belanja pegawai di daerah mereka. Setiawan Wangsa Atmaja, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengatakan, pola pemborosan ini bisa dilihat dari alokasi anggaran yang dihabiskan oleh sejumlah provinsi dan kabupaten kota untuk pos anggaran tersebut pada periode tahun 2012- 2013 lalu. Berdasarkan temuan kementeriannya, lanjut Setiawan, masih ada 122 dari sekitar 511 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang prosentase alokasi belanja pegawai mereka masih di atas 60%. Kabupaten kota tersebut antara lain; Bantul sebesar 71, 94%, Ngawi sebesar 72, 97%, Ambon sebesar 73, 39%, Kuningan 73, 99% dan Langsa sebesar 76,69%.
Anggaran daerah banyak untuk belanja pegawai
JAKARTA. Pola manajemen pengelolaan anggaran oleh sejumlah pemerintah daerah sampai saat ini masih belum juga membaik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang seharusnya mereka gunakan untuk memakmurkan kehidupan rakyat, malah mereka hamburkan untuk belanja pegawai di daerah mereka. Setiawan Wangsa Atmaja, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengatakan, pola pemborosan ini bisa dilihat dari alokasi anggaran yang dihabiskan oleh sejumlah provinsi dan kabupaten kota untuk pos anggaran tersebut pada periode tahun 2012- 2013 lalu. Berdasarkan temuan kementeriannya, lanjut Setiawan, masih ada 122 dari sekitar 511 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang prosentase alokasi belanja pegawai mereka masih di atas 60%. Kabupaten kota tersebut antara lain; Bantul sebesar 71, 94%, Ngawi sebesar 72, 97%, Ambon sebesar 73, 39%, Kuningan 73, 99% dan Langsa sebesar 76,69%.