JAKARTA. Pemerintah memangkas anggaran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) lebih dari 200% tahun ini. Dana yang semula dianggarkan sebesar Rp 9,7 triliun untuk ini dipotong menjadi Rp 3,1 triliun. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, ada dua faktor yang membuat anggaran di pangkas. Pertama, Bank Tabungan Negara (BTN) tahun ini berhenti menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan memilih fokus pada penyaluran Subsidi Selisih Bunga (SSB). "BTN bilang mereka akan fokus ke SSB dan tidak mau double dengan menyalurkan FLPP dulu tahun ini," kata Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti di Jakarta, Rabu (12/7).
Anggaran FLPP digunting lebih dari 200% di 2017
JAKARTA. Pemerintah memangkas anggaran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) lebih dari 200% tahun ini. Dana yang semula dianggarkan sebesar Rp 9,7 triliun untuk ini dipotong menjadi Rp 3,1 triliun. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan, ada dua faktor yang membuat anggaran di pangkas. Pertama, Bank Tabungan Negara (BTN) tahun ini berhenti menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan memilih fokus pada penyaluran Subsidi Selisih Bunga (SSB). "BTN bilang mereka akan fokus ke SSB dan tidak mau double dengan menyalurkan FLPP dulu tahun ini," kata Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti di Jakarta, Rabu (12/7).