KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Yogyakarta, kehabisan anggaran untuk melakukan droping air. BPBD segera mengajukan surat status tanggap darurat kekeringan ke Bupati untuk segera ditindaklanjuti. "Anggaran kami terbagi menjadi beberapa item, untuk beli air sendiri, untuk perawatan kendaraan dan BBM (Bahan Bakar Minyak). Untuk anggaran BBM sudah habis, sehingga 2 dari 6 mobil tangki kami terpaksa dikandangkan menunggu anggaran status tanggap darurat kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di Kantornya, Kamis (1/11). Anggaran droping air bersih yang dikelola BPBD Gunungkidul selama 2018 sebanyak Rp 638 juta. Sampai akhir Oktober 2018, sebagian besar sudah terpakai. Untuk tetap melakukan droping air bersih ke masyarakat, pihaknya menggunakan anggaran bantuan dari pihak ke-3, sampai anggaran darurat kekeringan disalurkan.
Anggaran habis, BPBD Gunungkidul ajukan darurat kekeringan
KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Yogyakarta, kehabisan anggaran untuk melakukan droping air. BPBD segera mengajukan surat status tanggap darurat kekeringan ke Bupati untuk segera ditindaklanjuti. "Anggaran kami terbagi menjadi beberapa item, untuk beli air sendiri, untuk perawatan kendaraan dan BBM (Bahan Bakar Minyak). Untuk anggaran BBM sudah habis, sehingga 2 dari 6 mobil tangki kami terpaksa dikandangkan menunggu anggaran status tanggap darurat kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki saat ditemui di Kantornya, Kamis (1/11). Anggaran droping air bersih yang dikelola BPBD Gunungkidul selama 2018 sebanyak Rp 638 juta. Sampai akhir Oktober 2018, sebagian besar sudah terpakai. Untuk tetap melakukan droping air bersih ke masyarakat, pihaknya menggunakan anggaran bantuan dari pihak ke-3, sampai anggaran darurat kekeringan disalurkan.