KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran ketahanan pangan ditetapkan Rp 164,4 triliun di tahun 2026. Jumlah ini naik 5,9 % jika dibandingkan dengan anggaran tahun ini sebesar Rp 155,2 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan postur anggaran ketahanan pangan ini terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama, rencana pemanfaatan untuk peningkatan produksi pangan dianggarkan sebesar Rp 114,1 triliun. 

"Dari sisi produksi termasuk pupuk, alsintan, bendungan irigasi ini mencapai Rp. 114,1 triliun sendiri," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2026, Jum'at (15/8). 

NHM Gelar Simulasi Tanggap Darurat Karhutla untuk Perkuat Kesiapsiagaan

Baca Juga: Sri Mulyani: Anggaran Program 3 Juta Rumah Capai Rp 57,5 Triliun Tahun Depan

Sri Mulyani merinci anggaran Rp 114,1 triliun itu kemudian akan dibagi untuk subsidi pupuk Rp 46,9 triliun dengan alokasi pupuk sebesar Rp 9,62 juta ton, cetak sawah dan optimasi lahan 550 ribu lahan Rp 19,7 triliun, bantuan alsintan pra penen tanaman pangan 37 ribu unit, bendungan 15 unit dan irigasi 104 ribu hektar Rp 12 triliun. 

Kemudian, pengembangan kawasan padi 2,1 juta hektar, bantuan benih-indukan 63,4 juta ekor dan alat penangkap ikan 70 unit, kampung nelayan merah putih Rp 6,6 trilun dan DAK dan Dana Desa ketahanan pangan Rp 12,2 triliun. 

Kedua, anggaran ketahanan pangan akan digunakan untuk program distribusi dan cadangan pangan sebesar Rp 29,9 triliun. 

"Ini terdiri dari jalan usaha tani 103 km, sarpras di pelabuhan perikanan dan cadangan pangan melalui Bulog untuk beras dan gabah 3 juta ton Rp 22,7 trilun," ungkapnya. 

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Proyek IKN Hanya Dapat Anggaran Rp 6,3 Triliun pada 2026

Ketiga, program konsumsi sebesar Rp 6,4 triliun yang terdiri dari bantuan kerawanan pangan 64,8 ribu orang, gerakan pangan murah 39 kelompok masyarakat dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Rp 5,8 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News