Anggaran konversi BBG tahun 2014 Rp 2,9 triliun



JAKARTA. Pemerintah memastikan program konversi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) akan tetap berlanjut di tahun 2014. Bahkan, untuk program tersebut, Pemerintah akan menganggarkan dana hingga Rp 2,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2014. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, anggaran itu nantinya akan digunakan untuk berbagai keperluan yang terkait dengan proses konversi, seperti pembangunan Stasiun Bahan Bakar Gas (BBG) yang baru sampai dengan pembangunan jaringan gas di kota-kota besar. Sebetulnya, proses konversi ini sudah dimulai Pemerintah sejak tahun 2013. Armida menjelaskan, anggaran dari Pemerintah ini berfungsi sebagai stimulus saja. Sebab, di tahun-tahun mendatang, ia berharap peran Pemerintah bisa sedikit demi sedikit dikurangi.

"Tahun 2015 saya berharap bisa dilanjutkan oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga tidak menggunakan lagi dana APBN," ujar Armida, Senin (29/7) di Kantor Presiden, jakarta. Armida juga bilang, jika program konversi itu bisa dilakukan tahun depan, maka akan menghemat keuangan negara yang tadinya dialokasikan untuk membeli BBM bersubsidi dari luar negeri. Menurutnya, potensi penghematan BBM bisa mencapai 615.000 liter per tahunnya. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Jero wacik, menjelaskan, untuk tahun 2014 pihaknya akan menambah pembangunan SPBG di seluruh Indonesia. Rencananya, Pemerintah akan membangun sekitar 89 SPBG di tahun 2014 nanti. Semua SPBG itu menurut Jero ditargetkan selesai akhir tahun 2014. Saat ini pihaknya masih menyisir lokasi yang tepat untuk dibangun SPBG. Sebab, masalah lokasi ini merupakan halyang paling sulit. Selain menambah SPBG, Pemerintah juga berencana untuk menganggarkan dana hingga Rp 200 miliar untuk penggunaan konverter kit. "Kita akan menambah SPBG ini secara sporadis di semua daerah, seperti ketika proses konversi minyak tanah ke LPG lalu," tegasnya.   Sebelumnya, sejumlah kalangan menilai keberadaan SPBG dan BBG memang mendesak untuk ditingkatkan keberadaannya. Sebab, keberadaan BBG yang harus secepatnya menggantikan BBM.

Saat ini, kebutuhan BBM semakin naik dari tahun ke tahun jika tidak segera diganti keberadaannya akan membahayakan kondisi perekonomian di masa yang akan datang. Bahkan, karena itulah, bulan Juni 2013 lalu Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi untuk masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan