Anggaran Menipis, AS Setop Kirim Bantuan Militer ke Ukraina



KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat akhirnya mengumumkan akan berhenti mengirimkan bantuan militer ke Ukraina karena kekurangan dana. 

Kepastian ini disampaikan oleh Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, pada hari Jumat (12/1).

"Kami telah mengeluarkan paket penarikan terakhir yang dananya kami dukung. Sangat penting bagi Kongres untuk menindaklanjuti permintaan tambahan keamanan nasional tersebut dan kita mendapatkan lebih banyak dana. Bantuan yang kami berikan kini terhenti," kata Kirby, dikutip TASS.


Di saat yang sama, Kirby mengaku AS sangat menyadari bahwa saat ini Ukraina membutuhkan lebih banyak bantuan karena sedang menghadapi musim dingin.

Belum bisa dipastikan apakah keputusan ini bersifat sementara atau permanen, mengingat saat ini AS juga masih sibuk membantu Israel di Gaza dan baru saja melancarkan serangan ke basis-basis kelompok Houthi di Yaman.

Baca Juga: Vladimir Putin: Rusia Bisa Mandiri di Segala Aspek

Tidak Ada Dana Lain untuk Menambal Kekurangan

Setelah hampir dua tahun memberikan dukungan, Gedung Putih pada awal bulan Desember 2023 akhirnya mengakui bahwa dana bantuan pertahanan mereka untuk Ukraina sudah hampir habis.

Direktur anggaran Gedung Putih, Shalanda Young, mengatakan bahwa pemotongan dana dan aliran senjata akan membebani Ukraina di medan perang meningkatkan kemungkinan menangnya Rusia.

Dalam surat yang diedarkannya ke para pemimpin Kongres, pihak Gedung Putih juga memastikan bahwa sumber daya dan dana untuk membelikan Ukraina senjata akan segera habis pada akhir tahun ini dan tidak ada dana lain untuk menambalnya.

"Saya ingin memperjelas: tanpa tindakan kongres, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan untuk Ukraina dan mengisi persediaan militer AS. Kita kehabisan uang dan hampir kehabisan waktu," tulis Young, dikutip Reuters.

Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Mulai Mengalami Kerugian Besar Akibat Perang

Presiden AS, Joe Biden, pada bulan Oktober meminta Kongres untuk menyediakan dana hampir US$106 miliar. Dana itu akan dibagi untuk mendukung pertahanan Ukraina, Israel, dan memperkuat keamanan perbatasan AS sendiri.

Sayangnya, Partai Republik yang merupakan oposisi dan unggul jumlah di DPR menolak adanya paket bantuan tersebut.

Kongres telah menyetujui dana lebih dari US$110 miliar untuk Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Sejak Partai Republik mengambil alih DPR dari Demokrat pada bulan Januari, DPR belum menyetujui tambahan dana apa pun.

Young menambahkan, pada pertengahan bulan November, Departemen Pertahanan AS telah menggunakan 97% dari US$62,3 miliar dana tambahan yang diterima untuk membantu Ukraina dan sekutu lainnya.

Departemen Luar Negeri AS juga telah menggunakan seluruh dana bantuan militer sebesar US$4,7 miliar yang telah dialokasikan. Sekitar US$27,2 miliar dana bantuan ekonomi telah habis, begitu pula US$10 miliar bantuan kemanusiaan.