Anggaran PEN tahun 2021 naik jadi Rp 403,9 triliun, akan dipakai apa saja?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan total anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2021 sebesar Rp 403,9 triliun. Dana penanganan dampak virus corona ini naik 7,8% dari pagu sebelumnya yakni Rp 372,3 triliun.

Secara rinci Menkeu memetakan anggaran PEN 2021 akan tersebar dalam lima program. Pertama anggaran kesehatan sebesar Rp 25,4 triliun antara lain untuk pengadaan vaksin, sarana dan prasarana program vaksinasi, imunisasi, laboratorium, litbang dan cadangan bantuan iuran BPJS untuk PBPU/BP.

Kedua, program perlindungan sosial dengan pagu sebesar Rp 110,2 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, kartu pra kerja, dan bansos tunai selama enam bulan.


Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani curhat sering kena omel gara-gara utang

Ketiga, stimulus untuk sektoral, Kementerian/Lembaga (K.L), dan pemerintah daerah (pemda) sebesar Rp 184,2 triliun antara lain bertujuan mendukung sektor pariwisata ketahanan pangan, pengembangan TIK, pinjaman ke daerah, program padat karya K/L, kawasan industri, dan cadangan belanja PEN.

Keempat, insentif usaha dalam bentuk perpajakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20,26 triliun. Insentif pajak tahun ini dalam program PEN diberikan melalui skema pajak ditanggung pemerintah (DTP), pembebasan pajak penghasilan (PPh) 22 Impor, dan restitusi pendahuluan pajak pertambahan nilai (PPN).

Kelima, dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 63,84 triliun, Untuk UMKM diberikan dalam bentuk subsidi bunga KUR regular, dukungan pembiayaan, penempatan dana di perbankan, penjaminan loss limit, dan cadangan pembiayaan.

Sementara untuk BUMN bakal disuntikkan dana dalam skema penyertaan modal negara (PMN) antara lain kepada lembaga penjaminan (LPEI) dan perusahaan pelat merah yang menjalankan penugasan seperti Hutama Karya (HK), ITDC, Pelindo III, dan Kawasan industri Wijayakusuma (KIW).

“Hal ini bertujuan untuk pemulihan ekonomi nasional yang terus didukung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 baik dari kesehatan, perlinsos, sektoral, K/L. pemda, UMKM dan korporasi, dan insentif usaha,” kata Sri Mulyani dalam webminar bertema Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Senin (4/1). 

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Anggaran PEN tahun 2020 tersisa Rp 115 triliun

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan postur anggaran PEN 2021 akan terus bertambah. Hal tersebut seiring dengan penanganan dampak pandemi di tahun ini. 

Misalnya, dari sisi anggaran kesehatan. “Mungkin kesehatan hanya Rp 25 triliun ini angka yang sangat sementara, sesudah presiden menetapkan vaksinasi secara gratis, anggarannya bisa lebih dari  Rp 74 triliun hanya untuk vaksinasi, belum masalah kesehatan yang lain,” ujar Menkeu. 

Adapun dengan stimulus pemulihan ekonomi tersebut, maka dari sisi pembiayaan APBN 2021 diprediksi mencapai Rp 1.006,4 triliun dengan defisit sebesar 5,7% terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Selanjutnya: Meterai Rp 10.000 belum juga beredar, Kemenkeu beberkan solusi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi