JAKARTA. Rencana Pertamina mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) dinilai sebagai suatu yang kurang produktif. Pasalnya hal itu hanya akan membebani keuangan Pertamina. Hal itu diungkapkan oleh Fahmy Radhi, peneliti dari Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada. Menurutnya Pertamina harus menyediakan dana besar untuk membeli saham PGN. Khususnya, yang dimiliki oleh publik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini kapitalisasi saham PGN di bursa efek mencapai Rp 115 triliun. Pemerintah memiliki 56,97 % saham dan 43,03 % milik publik. Yang artinya, jika Pertamina membeli saham pemerintah yang ada di PGN, maka Pertamina harus menyiapkan dana sekitar Rp 70 triliun atau setara dengan 56,97% saham.
Anggaran Pertamina sebaiknya difokuskan di minyak
JAKARTA. Rencana Pertamina mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) dinilai sebagai suatu yang kurang produktif. Pasalnya hal itu hanya akan membebani keuangan Pertamina. Hal itu diungkapkan oleh Fahmy Radhi, peneliti dari Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada. Menurutnya Pertamina harus menyediakan dana besar untuk membeli saham PGN. Khususnya, yang dimiliki oleh publik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini kapitalisasi saham PGN di bursa efek mencapai Rp 115 triliun. Pemerintah memiliki 56,97 % saham dan 43,03 % milik publik. Yang artinya, jika Pertamina membeli saham pemerintah yang ada di PGN, maka Pertamina harus menyiapkan dana sekitar Rp 70 triliun atau setara dengan 56,97% saham.