Anggaran promosi pariwisata melesat



JAKARTA. Pariwisata merupakan salah satu sektor ungulan dalam mendongkrak perekonomian negara. Komitmen pemerintah ini diwujudkan dengan meningkatkan anggaran dan memperbaiki infrastruktur penunjang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, untuk mempromosikan potensi wisata dalam negeri, ia meminta Menteri Pariwisata untuk menaikkan anggaran pemasaran hingga lima kali lipat.

"Kalau Anda lihat sekarang, yang ada di Paris, Singapura, Times Square, sudah kita tayangkan semuanya. Untuk promosi besar-besaran," katanya dalam pertemuan Kompas CEO Forum, Kamis (24/11).


Dengan mendongkrak promosi, harapannya target 20 juta wisatawan asing pada tahun 2019 bisa tercapai.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo memang menekankan agar sektor pariwisata ditangani dengan serius. Sebab, berkembangnya sektor ini diharapkan mampu memberikan efek positif bagi sektor pendukungnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya bilang, dalam dua tahun terakhir ini, promosi brand pariwisata Indonesia mendapat respon yang baik oleh masyarakat luar negeri. "Brand (Wonderful Indonesia) melompat dari posisi 140 menjadi 47 mengalahkan Thailand," kata Arief.

Arief bilang kementeriannya akan mengoptimalkan peran promosi pemasaran. Tahun ini saja, dari anggaran Kementerian Pariwisata Rp 5,4 triliun, alokasi untuk pemasaran Rp 1 triliun.

Arief menambahkan, Kementerian Pariwisata tetap akan konsisten meningkatkan promosi pariwisata pada 2017. Dari anggaran Rp 4 triliun, sekitar Rp 2 triliun bakal dialokasikan untuk promosi pariwisata.

Sebagian besar anggaran promosi ini dialokasikan untuk promosi di luar negeri. "Di luar negeri, memang biayanya lebih besar," kata Arief.

Besarnya biaya promosi ini telah berdampak positif terhadap jumlah wisatawan yang masuk. Tahun ini, jumlah wisatawan yang masuk hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 12 juta orang, naik 33% dari tahun 2015 yang sebanyak 9 juta orang.

Pada tahun 2017, dengan dukungan promosi yang baik, Arief berharap jumlah wisatawan asing bisa mencapai 15 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie