JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan porsi terbesar anggaran dalam RAPBN 2017 di antara Kementerian/Lembaga Negara lainnya, yakni senilai Rp 105,6 triliun. Namun, anggaran yang tersedia berapa pun, secara agregat dinilai kurang. Kementerian PUPR tetap akan mengalami kekurangan keuangan untuk membangun infrastruktur yang diperlukan sampai dengan 2019 agar perekonomian negara tumbuh 6% hingga 7%. Menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) sekaligus anggota tim ahli APEC Center for Urban Infrastructure Financing Bernardus Djonoputro, Kementerian PUPR harus mengejar kekurangan keuangan hampir 150 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 1.967 triliun.
Anggaran PUPR memang terbesar, tapi dinilai kurang
JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan porsi terbesar anggaran dalam RAPBN 2017 di antara Kementerian/Lembaga Negara lainnya, yakni senilai Rp 105,6 triliun. Namun, anggaran yang tersedia berapa pun, secara agregat dinilai kurang. Kementerian PUPR tetap akan mengalami kekurangan keuangan untuk membangun infrastruktur yang diperlukan sampai dengan 2019 agar perekonomian negara tumbuh 6% hingga 7%. Menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) sekaligus anggota tim ahli APEC Center for Urban Infrastructure Financing Bernardus Djonoputro, Kementerian PUPR harus mengejar kekurangan keuangan hampir 150 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 1.967 triliun.