JAKARTA. Kementerian Kehutanan menyiapkan dana sebesar Rp 3 triliun untuk merehabilitasi 700.000 hektare hutan yang rusak. Anggaran ini meningkat dari tahun lalu yang hanya Rp 2 triliun.Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Harry Santoso, mengatakan, anggaran akan dipakai untuk merehabilitasi mangrove, hutan konservasi, hutan kemasyarakatan, hutan desa, dan hutan kota. Selain itu, anggaran ini juga untuk pembangunan kebun bibit rakyat 10.000 unit dan persemaian permanen 23 unit di 22 provinsi.Harry menjelaskan, kenaikan anggaran tahun ini karena target rehabilitasi hutan lebih besar dari sebelumnya. "Seperti penambahan kebun budidaya rakyat dan persemaian permanen sebagai tempat produksi bibit pohon dan lain-lain,” katanya, Jumat (18/2).Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan 23 persemaian permanen dalam rangka mendukung penanaman 1 miliar pohon. "Dari persemaian permanen ini, bibit disiapkan oleh pemerintah," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anggaran rehabilitasi hutan Rp 3 triliun
JAKARTA. Kementerian Kehutanan menyiapkan dana sebesar Rp 3 triliun untuk merehabilitasi 700.000 hektare hutan yang rusak. Anggaran ini meningkat dari tahun lalu yang hanya Rp 2 triliun.Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Harry Santoso, mengatakan, anggaran akan dipakai untuk merehabilitasi mangrove, hutan konservasi, hutan kemasyarakatan, hutan desa, dan hutan kota. Selain itu, anggaran ini juga untuk pembangunan kebun bibit rakyat 10.000 unit dan persemaian permanen 23 unit di 22 provinsi.Harry menjelaskan, kenaikan anggaran tahun ini karena target rehabilitasi hutan lebih besar dari sebelumnya. "Seperti penambahan kebun budidaya rakyat dan persemaian permanen sebagai tempat produksi bibit pohon dan lain-lain,” katanya, Jumat (18/2).Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan 23 persemaian permanen dalam rangka mendukung penanaman 1 miliar pohon. "Dari persemaian permanen ini, bibit disiapkan oleh pemerintah," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News