JAKARTA. Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Megananda Daryono mengungkapkan anggaran subsidi pupuk pada tahun ini naik ketimbang tahun lalu meski serapan pupuk tak jauh beda. Sebab, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk mengalami kenaikan. "HET urea naik dari Rp 1.600 hingga Rp 1.800 per kg. Kalau NPK subsidi HET akan naik dari Rp 2.300 per kg menjadi Rp 2.600 per kg," papar Megananda.Meski HET naik, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Holding, Mustofa menjamin tak akan mengganggu distribusi pupuk. Pasalnya, minimnya penyerapan pupuk pada tahun lalu yang masih rendah mengakibatkan stok nasional di atas ketentuan pemerintah.Tahun ini, Pusri Holding menargetkan laba sekitar Rp 3,8 triliun. Tahun lalu, laba Pusri Holding mencapai Rp 2,8 triliun.Masih butuh gasPersoalan yang membelit saat ini bagi industri pupuk adalah pasokan gas bumi. Menurut Megananda, saat ini yang sudah mendapatkan kepastian komitmen pasokan gas adalah PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Sedangkan untuk Pupuk Sriwidjaya, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Petrokimia Gresik masih dilakukan pembahasan."PIM sudah selesai dengan Medco untuk pasokan 2013-2017. Kemudian untuk Pusri sedang dibahas dan disiapkan MoUnya. Kujang juga sedang dibahas, untuk Petrokimia baru bisa dibahas pada semester II 2011," kata Megananda.Seperti diketahui, produsen pupuk sedang galak untuk melakukan revitalisasi dalam waktu lima tahun ke depan. Revitalisasi yang dilakukan adalah PKT V, PKG 2, Pusri II B dan PKC IC. Selain itu juga, produsen pupuk ini juga sedang merencanakan untuk membangun pabrik pupuk Urea di Tangguh. Kata Megananda, pembangunan di Tangguh karena lebih dekat dengan pasokan gas."Untuk Petrokimia, gasnya dari cepu tetapi pasokan gasnya masih menunggu siapa operatornya karena ini kan masih dibahas. Kalau sudah ketahuan operatornya siapa, PoDnya akan dibuat nanti akan dimulai negoisasi harganya," jelas Megananda.Berdasarkan data dari BP Migas, pada tahun ini domestik mendapatkan jatah gas sebesar 4.366 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Dari jumlah itu sekitar 26,6% atau 1.164,97 BBTUD diperuntukkan untuk industri pupuk.Produksi PT Pupuk Sriwidjaya HoldingUrea2008: 6,2 juta ton2009: 6,8 juta ton2010: 6,7 juta ton RKAP 2011: 7,1 juta tonAmoniak2008: 4,2 juta ton2009: 4,6 juta ton2010: 4,5 juta tonRKAP 2011: 4,8 juta tonNon UreaSP-36/SP-182008: 488,8 ribu ton2009: 742,9 ribu ton2010: 636,2 ribu tonRKAP 2011: 580 ribu tonZA2008: 692,6 ribu ton2009: 767,8 ribu ton2010: 792,9 ribu tonRKAP 2011: 750 ribu tonNPK/Phonska2008: 1,2 juta ton2009: 1,8 juta ton2010: 1,8 juta tonRKAP 2011: 2,8 juta tonCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anggaran subsidi pupuk naik
JAKARTA. Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Megananda Daryono mengungkapkan anggaran subsidi pupuk pada tahun ini naik ketimbang tahun lalu meski serapan pupuk tak jauh beda. Sebab, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk mengalami kenaikan. "HET urea naik dari Rp 1.600 hingga Rp 1.800 per kg. Kalau NPK subsidi HET akan naik dari Rp 2.300 per kg menjadi Rp 2.600 per kg," papar Megananda.Meski HET naik, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Holding, Mustofa menjamin tak akan mengganggu distribusi pupuk. Pasalnya, minimnya penyerapan pupuk pada tahun lalu yang masih rendah mengakibatkan stok nasional di atas ketentuan pemerintah.Tahun ini, Pusri Holding menargetkan laba sekitar Rp 3,8 triliun. Tahun lalu, laba Pusri Holding mencapai Rp 2,8 triliun.Masih butuh gasPersoalan yang membelit saat ini bagi industri pupuk adalah pasokan gas bumi. Menurut Megananda, saat ini yang sudah mendapatkan kepastian komitmen pasokan gas adalah PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Sedangkan untuk Pupuk Sriwidjaya, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Petrokimia Gresik masih dilakukan pembahasan."PIM sudah selesai dengan Medco untuk pasokan 2013-2017. Kemudian untuk Pusri sedang dibahas dan disiapkan MoUnya. Kujang juga sedang dibahas, untuk Petrokimia baru bisa dibahas pada semester II 2011," kata Megananda.Seperti diketahui, produsen pupuk sedang galak untuk melakukan revitalisasi dalam waktu lima tahun ke depan. Revitalisasi yang dilakukan adalah PKT V, PKG 2, Pusri II B dan PKC IC. Selain itu juga, produsen pupuk ini juga sedang merencanakan untuk membangun pabrik pupuk Urea di Tangguh. Kata Megananda, pembangunan di Tangguh karena lebih dekat dengan pasokan gas."Untuk Petrokimia, gasnya dari cepu tetapi pasokan gasnya masih menunggu siapa operatornya karena ini kan masih dibahas. Kalau sudah ketahuan operatornya siapa, PoDnya akan dibuat nanti akan dimulai negoisasi harganya," jelas Megananda.Berdasarkan data dari BP Migas, pada tahun ini domestik mendapatkan jatah gas sebesar 4.366 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Dari jumlah itu sekitar 26,6% atau 1.164,97 BBTUD diperuntukkan untuk industri pupuk.Produksi PT Pupuk Sriwidjaya HoldingUrea2008: 6,2 juta ton2009: 6,8 juta ton2010: 6,7 juta ton RKAP 2011: 7,1 juta tonAmoniak2008: 4,2 juta ton2009: 4,6 juta ton2010: 4,5 juta tonRKAP 2011: 4,8 juta tonNon UreaSP-36/SP-182008: 488,8 ribu ton2009: 742,9 ribu ton2010: 636,2 ribu tonRKAP 2011: 580 ribu tonZA2008: 692,6 ribu ton2009: 767,8 ribu ton2010: 792,9 ribu tonRKAP 2011: 750 ribu tonNPK/Phonska2008: 1,2 juta ton2009: 1,8 juta ton2010: 1,8 juta tonRKAP 2011: 2,8 juta tonCek Berita dan Artikel yang lain di Google News