JAKARTA. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan (Depkeu) Anggito Abimanyu mengakui jika sebenarnya terdapat sisa lebih pengunaan anggaran (SILPA) APBN 2008 yang lebih besar. Namun angka itu dipergunakan pemerintah untuk berjaga-jaga menutup pengeluaran anggaran di awal tahun anggaran ketika kantong pemerintah masih kosong. “Pada awal tahun ketika kas belum ada karena belum ada penerimaan pajak dan utang maka Silpa digunakan untuk menutupnya,” kata Anggito di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, pengeluaran rutin seperti gaji pegawai per 1 Januari harus dibayar meskipun penerimaan pemerintah masih kosong. Selain itu, dana siaga itu juga dicadangkan untuk membiayai kebutuhan mendadak."Dan setiap tahun polanya seperti ini. Ada silpa yang kita cadangkan untuk kebutuhan mendadak," kata dia. Seperti diketahui, Depkeu selama ini selalu menyebutkan silpa 2008 sebesar Rp 51,3 triliun. Dana tersebut dipakai untuk membiayai defisit anggaran tahun ini yang mencapai 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 139,5 triliun namun menurut BPK Silpa 2008 lebih besar dari itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anggito Akui Silpa yang Berlebih
JAKARTA. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan (Depkeu) Anggito Abimanyu mengakui jika sebenarnya terdapat sisa lebih pengunaan anggaran (SILPA) APBN 2008 yang lebih besar. Namun angka itu dipergunakan pemerintah untuk berjaga-jaga menutup pengeluaran anggaran di awal tahun anggaran ketika kantong pemerintah masih kosong. “Pada awal tahun ketika kas belum ada karena belum ada penerimaan pajak dan utang maka Silpa digunakan untuk menutupnya,” kata Anggito di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, pengeluaran rutin seperti gaji pegawai per 1 Januari harus dibayar meskipun penerimaan pemerintah masih kosong. Selain itu, dana siaga itu juga dicadangkan untuk membiayai kebutuhan mendadak."Dan setiap tahun polanya seperti ini. Ada silpa yang kita cadangkan untuk kebutuhan mendadak," kata dia. Seperti diketahui, Depkeu selama ini selalu menyebutkan silpa 2008 sebesar Rp 51,3 triliun. Dana tersebut dipakai untuk membiayai defisit anggaran tahun ini yang mencapai 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 139,5 triliun namun menurut BPK Silpa 2008 lebih besar dari itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News