JAKARTA. Ketua Tim Pengkaji Akademis Dampak Kebijakan Pembatasan BBM Anggito Abimanyu mengaku, hanya membeberkan 1 halaman dari total 25 halaman kajian kepada para media. "Yang saya sampaikan itu kan hanya satu halaman dari 25 halaman. Karena kan substansinya tidak boleh," ujar Anggito saat skors Rapat Kerja komisi VII dengan menteri ESDM, Selasa (8/3).Seperti yang kita ketahui, Anggito kemarin telah menyebutkan tiga opsi yang dipaparkannya kepada media. "Opsi-opsi kan sudah berkembang di masyarakat," imbuhnya. Ia pun menjelaskan kajian yang dilakukan timnya itu telah sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian akademis.Kemudian saat ditanya tanggapannya atas pro-kontra Komisi VII terkait boleh tidaknya timnya memaparkan hasil kajian akademis, Anggito mengaku tidak keberatan. "Ya tidak apa-apalah, saya merindukan masa-masa seperti ini," sebutnya.Sekadar informasi, Anggito telah membeberkan tiga opsi antara lain, opsi pertama, kenaikan harga Rp500 per liter. Kemudian untuk angkutan umum diberikan cash back atau pengembalian. Opsi kedua, terkait perpindahan penggunaan BBM dari kendaraan pribadi yang sebelumnya menggunakan premium ke pertamax. Hal itu dilakukan supaya terjadi pengurangan konsumsi BBM yang selama ini dikonsumsi kendaraan pribadi, yakni sekitar 3 jutaan kiloliter. Sedangkan, opsi ketiga adalah melakukan penjatahan konsumsi premium dengan melakukan sistem kendali, maksudnya akan ada penjatahan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anggito: Tidak masalah dengan pro-kontra di Komisi VII
JAKARTA. Ketua Tim Pengkaji Akademis Dampak Kebijakan Pembatasan BBM Anggito Abimanyu mengaku, hanya membeberkan 1 halaman dari total 25 halaman kajian kepada para media. "Yang saya sampaikan itu kan hanya satu halaman dari 25 halaman. Karena kan substansinya tidak boleh," ujar Anggito saat skors Rapat Kerja komisi VII dengan menteri ESDM, Selasa (8/3).Seperti yang kita ketahui, Anggito kemarin telah menyebutkan tiga opsi yang dipaparkannya kepada media. "Opsi-opsi kan sudah berkembang di masyarakat," imbuhnya. Ia pun menjelaskan kajian yang dilakukan timnya itu telah sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian akademis.Kemudian saat ditanya tanggapannya atas pro-kontra Komisi VII terkait boleh tidaknya timnya memaparkan hasil kajian akademis, Anggito mengaku tidak keberatan. "Ya tidak apa-apalah, saya merindukan masa-masa seperti ini," sebutnya.Sekadar informasi, Anggito telah membeberkan tiga opsi antara lain, opsi pertama, kenaikan harga Rp500 per liter. Kemudian untuk angkutan umum diberikan cash back atau pengembalian. Opsi kedua, terkait perpindahan penggunaan BBM dari kendaraan pribadi yang sebelumnya menggunakan premium ke pertamax. Hal itu dilakukan supaya terjadi pengurangan konsumsi BBM yang selama ini dikonsumsi kendaraan pribadi, yakni sekitar 3 jutaan kiloliter. Sedangkan, opsi ketiga adalah melakukan penjatahan konsumsi premium dengan melakukan sistem kendali, maksudnya akan ada penjatahan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News