Anggota Colombo Plan Saling Tukar Strategi Bangkitkan IKM Pascapandemi



KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemsetneg) kembali menyelenggarakan program peningkatan kapasitas dan pembinaan industri kecil dan menengah (IKM) untuk negara-negara anggota Organisasi Internasional Colombo Plan. Kegiatan tersebut fokus pada pengembangan salah satu program pelatihan internasional dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), yaitu Capacity Building Program on Enhancing the Development of Small and Medium Industry.

“Tahun ini merupakan tahun ke-7 Indonesia menyelenggarakan program kerja sama tersebut. Kami berharap program ini akan terus berkontribusi untuk memperkuat KSST, serta negara-negara anggota Colombo Plan,serta dalam rangka pemulihan perekonomian dunia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, Kamis (22/9).

Kurun waktu dua tahun terakhir, yakni tahun 2020-2021, program ini dilaksanakan secara daring karena pandemi Covid-19. Di tahun 2022, Indonesia kembali melaksanakan program tersebut secara luring di Bali pada 19-30 September 2022 dengan diikuti oleh 19 peserta dari 10 negara, yaitu Bangladesh, Laos, Malaysia, Maladewa, Nepal, Pakistan, Filipina, Arab Saudi, Sri Lanka, dan Indonesia.Sebelum pandemi, Indonesia menyelenggarakan program tersebut secara luring pada pada 2016 di Bali, 2017 di Yogyakarta, 2018 di Bandung dan 2019 di Surabaya.


Dirjen IKM menuturkan, program pengembangan kapasitas bagi negara anggota Colombo Plan tahun 2022 ini bertajuk “Creative Industry for Global Economic Recovery: The Importance of Creative Industry in Bali to Spur The Economic Recovery in Line With G20 Pledge of Indonesian Presidency”. Tema tersebut dipilih untuk mengangkat kisah suksesindustri kreatif yang terbukti berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi selama dan pascapandemi Covid-19.

Tema program ini sejalan dengan agenda Presidensi G20 Indonesia yang menyoroti pemulihan ekonomi nasional, terutama dalam hal strategi dan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mendorong Industri Kecil dan Menengah, khususnya di subsektor industri kreatif,serta untuk meningkatkan daya saing IKM di pasar global.

Reni mengungkapkan, program tersebut tahun ini digelar di Bali karena  daerah tersebut terkenal dengan destinasi wisata dunia dan salah satu pusat industri kreatif. “Ketika pandemi Covid-19, perekonomian Bali sangat terdampak, namun pelaku industri Bali mampu membuktikan ketangguhannya untuk bertahan dan bangkit dengan kreativitasnya dalam menghasilkan produk kriya, fesyen, hingga makanan yang berkualitas,” ia menjelaskan.

Oleh sebab itu, Kemenperin terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru, khususnya di pelaku industri kreatif kriya dan fesyen yang memiliki kepekaan tanggung jawab dalam tiga hal yaitu tanggung jawab dalam komunitas, lingkungan, dan tetap memperhatikan kesejahteraan.

“Pelaku industri kreatif harus memiliki visi usaha yang ramah lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, para pelaku industri kreatif diharapkan dapat memberikan dampak dari segi ekonomi, sosial, dan budaya melalui produk-produk yang inovatif sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi, serta menjadi agen perubahan dalam membangun lingkungan yang ramah dan industri yang inklusif,” tutur Reni.

Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg Noviyanti mengatakan, kegiatan pelatihan tersebut merupakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam hal pengembangan IKM dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ia juga mendorong peserta untuk berpartisipasi aktif dalam sesi pelatihan dan juga berbagi pengalaman dari negara masing-masing, terutama dalam pengembangan dan pemulihan IKM selama pandemi Covid-19.

“Indonesia memiliki banyak cerita sukses tentang pemulihan industri kreatif selama pandemi Covid-19, sehingga dalam program ini akan disorot mengenai pemulihan ekonomi sebagai salah satu prioritas Indonesia yang kesuksesannya telah diakui secara global,” ungkap Noviyanti.

Sekretaris Jenderal Colombo Plan, Benjamin P. Reyes menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia karena telah kembali menyelenggarakan program secara luring. “Saya harap program ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peserta terkait kebijakan dan strategi dalam mempromosikan dan mengembangkan IKM, terutama setelah kemerosotan ekonomi selama pandemi Covid-19,” kata Benjamin.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Riefky Yuswandi menambahkan, IKM memainkan peran yang penting dalam ekonomi Indonesia, terutama terkait dengan membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan distribusi kesejahteraan yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Pemerintah Indonesia melalui Kemenperin telah mendorong penguatan daya saing IKM melalui berbagai program pengembangan kapasitas. Setelah lini produksi diperkuat, Kemenperin memfasilitasi IKM untuk memenuhi standardisasi dan sertifikasi yang dipersyaratkan, sehingga mampu bersaing dan siap bersaing di pasar nasional dan ekspor. Untuk itu, program e-Smart IKM telah yang diluncurkan sejak tahun 2017 membantu IKM memperluas akses pasar melalui e-commerce,” ujar Riefky.

Pada program ini, peserta tak hanya mengikuti pelatihan di kelas, tetapi juga akan mengikuti workshop dan observasi lapangan ke institusi terkait IKM dan pelaku industri kreatif di Bali, di antaranya Balai Diklat Industri Denpasar, Bali Creative Industry Center, Celuk Design Center, dan I Made Ada Gallery. Dengan langkah tersebut, peserta dapat menyaksikan secara langsung peran Pemerintah dalam mendukung pengembangan IKM dan produk-produk yang dihasilkan oleh IKM. Selain itu, peserta akan melakukan presentasi rencana aksi sebagai tindak lanjut program ini di negara asal masing-masing.

“Di akhir pelatihan, diharapkan para peserta akan mendapatkan gambaran bagaimana strategi pengembangan dan promosi IKM di Indonesia, kebijakan nasional Indonesia dalam hal perdagangan internasional, dan pemberdayaan pelaku usaha industri kreatif, serta meningkatkan pemahaman peserta tentang ekosistem industri kreatif, dan belajar dari kisah sukses pelaku IKM Indonesia yang mampu bangkit dari tekanan akibat pandemi,” pungkasnya.

Baca Juga: Di TIIMM G20, Menperin Tekankan Pentingnya Transformasi Digital Sektor Industri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti