JAKARTA. Anggota Badan Anggaran DPR Rohamhurmuziy menantang pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 500 per liter hingga Rp 1.500 per liter pada Mei mendatang. Desakan ini sebagai langkah antisipasi menghadapi gejolak harga minyak mentah dunia.Romy, panggilan akrab Romahurmuziy, mengatakan, pemerintah perlu bertindak cepat agar lonjakan harga minyak mentah tidak berimbas terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011. Sebab, dia melihat hingga saat ini pemerintah masih plin plan dalam menerapkan rencana pembatasan BBM subsidi. "Pemerintah terkesan sangat tidak serius," katanya dalam siaran persnya, Senin (28/3).Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melihat ketidakseriusan tersebut karena ada perbedaan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pembantunya. Menurutnya, presiden lebih banyak menimbang risiko politik sementara pembantunya lebih ke risiko ekonomi.Selain itu, Romy juga menyarankan, pemerintah segera mengendalikan konsumsi BBM subsidi secara terbatas di kawasan Jabodetabek. Menurutnya, kendaraan pribadi keluaran 2005 ke atas hanya boleh menggunakan pertamax. "Penerapannya uji segera pada April ini dengan metoda-metoda yang slama ini sudah diwacanakan," tegasnya.Asal tahu saja, pemerintah belum mau mengubah asumsi minyak mentah. Pemerintah juga belum mau menaikkan harga minyak mentah meski volume konsumsi BBM subsidi naik. Sebab, anggaran subsidi masih cukup dengan asanya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Anggota DPR desak pemerintah naikkan harga BBM subsidi
JAKARTA. Anggota Badan Anggaran DPR Rohamhurmuziy menantang pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 500 per liter hingga Rp 1.500 per liter pada Mei mendatang. Desakan ini sebagai langkah antisipasi menghadapi gejolak harga minyak mentah dunia.Romy, panggilan akrab Romahurmuziy, mengatakan, pemerintah perlu bertindak cepat agar lonjakan harga minyak mentah tidak berimbas terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011. Sebab, dia melihat hingga saat ini pemerintah masih plin plan dalam menerapkan rencana pembatasan BBM subsidi. "Pemerintah terkesan sangat tidak serius," katanya dalam siaran persnya, Senin (28/3).Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melihat ketidakseriusan tersebut karena ada perbedaan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pembantunya. Menurutnya, presiden lebih banyak menimbang risiko politik sementara pembantunya lebih ke risiko ekonomi.Selain itu, Romy juga menyarankan, pemerintah segera mengendalikan konsumsi BBM subsidi secara terbatas di kawasan Jabodetabek. Menurutnya, kendaraan pribadi keluaran 2005 ke atas hanya boleh menggunakan pertamax. "Penerapannya uji segera pada April ini dengan metoda-metoda yang slama ini sudah diwacanakan," tegasnya.Asal tahu saja, pemerintah belum mau mengubah asumsi minyak mentah. Pemerintah juga belum mau menaikkan harga minyak mentah meski volume konsumsi BBM subsidi naik. Sebab, anggaran subsidi masih cukup dengan asanya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News